“Mobilitas orang cenderung meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru. Karenanya, kami terus memastikan bahwa seluruh peralatan yang dimiliki BMKG berjalan dengan baik tanpa gangguan sekecil apapun,” ujar Dwikorita dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Bandara Juanda siaga antisipasi cuaca ekstrem musim hujan
Dwikorita menuturkan data-data seperti iklim dan cuaca, arah angin, curah hujan dan sebagainya yang dikeluarkan BMKG sangat penting dalam membuat rencana penerbangan (flight plan). Data tersebut berperan penting dalam menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Dalam kunjungannya ke Bandara Soekarno Hatta pada Rabu (29/12), Dwikorita meninjau kesiapan alat pengamatan Automated Weather Observing System (AWOS) yang berada di ujung landasan Bandara Soekarno Hatta. AWOS tersebut dilengkapi sejumlah sensor, seperti sensor suhu dan kelembapan, sensor tekanan, sensor curah hujan, sensor arah dan kecepatan angin, dan sensor radiasi matahari.
“Alat-alat ini berperan penting dalam menjaga keselamatan penerbangan terutama saat take off dan landing ataupun selama berada di jalur penerbangan. BMKG mendukung navigasi khususnya untuk memberikan informasi cuaca secara realtime atau secara prediktif 6 jam sebelum terbang,” ujarnya.
Baca juga: Penerbangan di bandara Tanjungpinang tertunda akibat cuaca buruk
Baca juga: BMKG pasang pemantau cuaca terbaru di Bandara Internasional Yogyakarta
Dwikorita menegaskan bahwa setiap penerbangan harus selalu memperhatikan faktor alam termasuk meteorologi. Karenanya, secara rutin BMKG melakukan pengecekan kondisi alat dan melakukan kalibrasi alat guna memastikan seluruh peralatan berfungsi dengan baik.
“BMKG dituntut untuk menghasilkan data dan informasi yang tidak hanya detail, namun juga cepat, tepat, dan akurat. Karenanya, keberadaan alat-alat menjadi sangat penting,” pungkasnya.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021