PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 1 Jakarta mengatakan penurunan harga pada rapid test antigen di stasiun dilakukan guna mempermudah penumpang kereta dalam melengkapi persyaratan perjalanan yang sudah ditentukan.
“Terkait layanan ini, merupakan bentuk KAI dalam membantu pengguna agar dapat melengkapi persyaratan perjalanan yang bisa memenuhi protokol kesehatan. Begitu prinsipnya,” kata Kepala Humas KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Menanggapi terkait penurunan tarif harga, Eva menuturkan kegiatan tersebut dijalankan tidak semata-mata hanya ingin membantu masyarakat dalam mengurus persyaratan saja. Namun juga sebagai bentuk antisipasi terjadinya batal jalan karena adanya penolakan berkas.
Berdasarkan data yang dimiliki DAOP 1 Jakarta, pada jangkauan wilayahnya terhitung sejak tanggal 24 Desember hingga 31 Desember 2021, jumlah penolakan persyaratan ada sebanyak lebih dari 5.000 kali penolakan.
Dengan rincian, pada Stasiun Pasar Senen, Jakarta terdapat sebanyak 3.450 kali pembatalan tiket dan 1.600 pembatalan terjadi di Stasiun Gambir, Jakarta. Di luar itu, terdapat pula masyarakat yang mengganti jadwal perjalanannya akibat adanya kekurangan berkas.
“Penolakan juga ada karena mereka tidak punya persyaratan. Jadi yang ditolak karena tidak lengkap vaksinnya, belum punya tes kesehatan seperti PCR atau belum punya antigen,” ujar Eva.
Kemudian, meskipun harga tes rapid antigen yang sebelumnya seharga Rp45 ribu tersebut telah diturunkan, diharapkan bagi pengguna layanan untuk dapat melakukan tes sehari sebelumnya guna menghindari terjadinya ketertinggalan kereta api.
Eva menyarankan kepada semua pengguna untuk dapat memperkirakan waktu melakukan tes tersebut dengan jam keberangkatan sehingga semua pihak dapat tetap nyaman dalam menggunakan jasa kereta api.
“Mohon untuk melakukan proses satu hari sebelumnya atau minimal kalau melakukan dengan hari yang sama, ini diberikan jeda supaya menghindari risiko tertinggal kereta. Berikan jeda waktu yang tepat untuk pengaturan waktu tesnya sampai jadwal keberangkatannya,” tegas Eva.
Seorang mahasiswa dan pengguna kereta api, Andra (23) mengatakan bahwa adanya penurunan tarif dapat membantu masyarakat menekan pengeluaran dana pada saat ingin melakukan sebuah perjalanan.
Baca juga: Stasiun Bekasi layani tes PCR bagi penumpang anak
“Ini bagus ya karena bisa mengurangi pengeluaran berlebih untuk syarat naik kereta. Harganya relatif terjangkau dan bisa jadi alternatif masyarakat untuk naik kereta lagi,” kata Andra.
Andra menjelaskan dengan tarif tes yang lebih terjangkau, sangat mempermudah masyarakat seperti mahasiswa yang suka melakukan perjalanan pulang pergi ke kampung halaman karena dapat dilakukan di hari yang sama pula.
Menurutnya pihak KAI sangat mematuhi protokol kesehatan dan selalu berkeliling menginformasikan penumpang untuk melengkapi berkas persyaratan khususnya pada persyaratan tes kesehatan.
Ia berharap meskipun tarif tes diturunkan, pihak KAI tetap tegas dan secara teliti memeriksa tidak hanya tiket perjalanan tapi juga hasil tes penumpang pada saat melakukan proses verifikasi.
“Semoga pada saat sebelum masuk kereta petugas akan bekerja dengan lebih baik lagi,” kata dia.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan bahwa tarif baru bagi layanan rapid test antigen menjadi Rp35 ribu setelah sebelumnya Rp45 ribu. Tarif baru tersebut rencananya akan mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2022 di 83 stasiun.
Baca juga: KAI gunakan PMN untuk penuhi modal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021