Sigit saat menghadiri acara Gebyar Ekspor Tutup Tahun 2021, di Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Jumat, mengatakan personel Polri tidak hanya mengawal ketahanan pangan tapi bagaimana meningkatkan daya saing komoditas pertanian yang berkelanjutan dengan lima strategi yaitu peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan.
"Ini yang harus betul dikawal adalah pengembangan pertanian dan gerakan tiga kali lipat ekspor," kata Sigit dikutip dari keterangan pers Divisi Humas Polri.
Menurur Sigit, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta kepada gubernur, bupati, wakil kota untuk menggali potensi ekspor di wilayahnya, khususnya di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian unggulan Indonesia di dunia.
Untuk itu, lanjut Sigit, pemerintah bersama dengan TNI-Polri dan stakeholders lainnya mengembangkan kawasan "food estate" berbasis korporasi petani.
Sigit menjelaskan, pengembangan kawasan "food estate" berbasis korporasi pertanian itu diarahkan sebagai sistem agrobisnis yang kuat di pedesaan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat adat ataupun lokal sesuai dengan kekayaan alam yang dimiliki.
"Itu semua bisa berhasil manakala terjadi sinergitas dan soliditas antara pemangku kepentingan untuk melakukan aksi satu tekad dari hulu sampai hilir dengan seluruh stakeholders dan fungsi kementerian terkait dan Polisi," ujar Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri itu menyebutkan, pengawalan oleh seluruh polda terbukti dalam setiap kunjungan kerja Menteri Pertanian yang selalu minta didampingin para kapolda dan kapolres.
Baca juga: Kapolri dukung ketahanan pangan dan ekspor pertanian RI
"Saya kira ada apa ini tapi rupanya, hari ini terjawab itu dilakukan dalam rangka mengawal program. Alhamdulilah hasilnya yang tadi sudah disampaikan," ucap Sigit.
Sigit menyebut, sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi Polri untuk diberikan kepercayaan dalam hal mengawal, menjaga dan mendampingi seluruh agenda nasional mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan ekspor.
Dalam hal ini, Sigit menekankan, jajaran Polri selalu menyerap segala permasalahan yang dirasakan para petani. Seperti, tengkulak, kelangkaan pupuk bersubsidi, mafia. Menurutnya, hal itu yang mengakibatkan berkurangnya tingkat nilai tukar petani.
Menyadari hal itu, Sigit menegaskan, Polri telah berperan aktif dalam mendukung program ketahanan pangan dengan melaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) bersama Kementan, guna memberikan pendampingan dan pengawalan serta penegakan hukum atas segala permasalahan yang dihadapi oleh para petani.
"Kita lakukan MoU dan beberapa diperbaiki disertai 11 perjanjian kerja sama," kata Sigit.
Ia menjelaskan, kerja sama itu di dalamnya mengikuti pengamanan dan penegakan hukum terkait dengan kegiatan strategis dan barang milik negara, pendampingan pengamanan kegiatan fasilitas dan diikuti pengembangan holtikultura, penegakan hukum di bidang strategis holtikultura, pendampingan dan pengamanan juga penegakan hukum penyaluran pupuk dan peredaran pestisida.
"Juga ada pendampingan dan pengamanan pengendalian pemotongan hewan ternak dan pendampingan intelijen dalam pemotongan hewan ternak," papar Sigit.
Dengan begitu, Sigit memastikan bahwa, ke depannya Polri bakal terus meningkatkan dukungan dan pengawalan di sektor pertanian.
Baca juga: Kapolri dan Mentan sepakat perkuat ketahanan pangan Indonesia
Selain itu, Sigit juga menyambut baik, ajakan dari Mentan terkait polisi menanam jagung.
"Penting dan wajib kita untuk mendorong petani, peternak untuk bisa terus meningkatkan kesejahteraannya dengan cara mengawal dan menjaga," kata Sigit.
Dengan begitu, lanjut Sigit, produk pertanian bisa unggul, nilai petani bisa terjaga, petani bisa mendapat nilai cukup bahkan lebih pada saat menjual hasil pertanian dan peternakan.
Hilirisasi dari semua upaya itu akan meningkatkan kesejahteraan petani. Bagaimana kemampuan mewujudkan ketahanan pangan, swasembada pangan.
"Kita mampu mencukupi kebutuhan pertanian dengan hasil pertanian kita dan sisanya bisa kita ekspor, ini cita-cita kita bersama dan kita ingin masa kejayaan pertanian kita kembali dan itu kita harapkan dan saya yakin bisa terjadi di era saat ini," tegas Sigit.
Sigit menambahkan, pertumbuhan perekonomian Indonesia terdampak oleh pandemi COVID-19. Namun, peran sektor pertanian, telah memberikan pertumbuhan ekonomi sebesar 16,24 persen.
Sigit menyebutkan, tahun 2021 saat pertumbuhan nasional naik di angka 3,31 persen, sektor pertanian 12,92 persen ini adalah angka menggembirakan dan perlu dipertahankan.
"Ini angka besar. Kita harus optimis, kerja keras dan modernisasi di bidang pertanian. Sehingga pelan-pelan kebutuhan kita terhadap impor bisa kita kurangi, dan ke depan kita harapkan ekspor kita menguasai dunia," harap Sigit.
Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo sangat mengapresiasi Kapolri Jenderal Sigit karena telah menyempatkan waktu untuk hadir dalam acara ini.
Menurut dia, jajaran Polri telah ikut mendukung segala program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Lebih dalam, selain meminta seluruh Polres jajaran menanam jagung, Syahrul juga berharap, adanya peran Polri dalam rangka karantina bagi pangan yang masuk maupun ke luar Indonesia, guna mencegah terbawanya hama yang dapat merusak sektor pertanian.
"Saya titip karantina saya pak Kapolri. Insya Allah bersama pak Kapolri sukses selalu. Kepolisian tidak hanya jaga keamanan sekaligus jaga makannya rakyat. Subhanallah," tutup Syahrul.
Baca juga: Polri terbitkan Telegram dukung reforma agraria & ketahanan pangan
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021