Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan resiliensi Indonesia dalam menghadapi bencana alam maupun non-alam.mari kita bersama-sama bergerak
Suharyanto tidak hanya mendorong anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mewujudkannya, namun kepada para tokoh masyarakat, agama, dunia usaha serta media.
"Mari kita bersama-sama bergerak untuk meningkatkan resiliensi Indonesia menghadapi bencana alam dan non-alam," ujar Suharyanto dalam pesan singkatnya di Konferensi Pers Kaleidoskop Bencana 2021 secara daring di Jakarta, Jumat.
Suharyanto mengatakan kondisi Indonesia di jalur gunung api dunia, diapit oleh dua lempeng samudra dan Benua yang dilintasi, menjadikan aktivitas tektonik vulkanik dan hidrometeorologi tertinggi di dunia.
Tak hanya bencana alam, pandemi COVID-19 pada 2021 juga banyak memberikan pembelajaran dalam meningkatkan kesiapsiagaan pencegahan dan mitigasi.
Baca juga: BNPB: Jumlah kejadian bencana 2021 turun namun angka dampak naik
Baca juga: Tanah Longsor dominasi bencana alam di DIY selama 2021
Suharyanto menyebut beberapa prioritas dalam mitigasi bencana alam di Indonesia antara lain perencanaan tata ruang dan pengembangan kawasan yang berbasis mitigasi bencana.
Kemudian dilakukannya penguatan bangunan tahan gempa, restorasi lingkungan dan ekosistem. Serta penguatan literasi dan pemahaman akan potensi bahaya serta resiko dan sistem peringatan dini bencana.
Sementara pada bencana non-alam, ancaman kedua harus dihadapi sebab pandemi COVID-19 belum ada tanda-tanda mereda. Bahkan penularan virus tersebut secara global pernah berada pada titik tertinggi, ketika kasus di Indonesia sedang terkendali.
"Saya berharap kerja sama lintas pemangku kepentingan yang sudah terjalin baik selama ini, bisa terus kita tingkatkan," ujar Suharyanto.
Baca juga: BNPB: Angka bencana turun namun memberi dampak signifikan
Suharyanto menyebut beberapa prioritas dalam mitigasi bencana alam di Indonesia antara lain perencanaan tata ruang dan pengembangan kawasan yang berbasis mitigasi bencana.
Kemudian dilakukannya penguatan bangunan tahan gempa, restorasi lingkungan dan ekosistem. Serta penguatan literasi dan pemahaman akan potensi bahaya serta resiko dan sistem peringatan dini bencana.
Sementara pada bencana non-alam, ancaman kedua harus dihadapi sebab pandemi COVID-19 belum ada tanda-tanda mereda. Bahkan penularan virus tersebut secara global pernah berada pada titik tertinggi, ketika kasus di Indonesia sedang terkendali.
"Saya berharap kerja sama lintas pemangku kepentingan yang sudah terjalin baik selama ini, bisa terus kita tingkatkan," ujar Suharyanto.
Baca juga: BNPB: Angka bencana turun namun memberi dampak signifikan
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021