"Pada akhir pekan penghuni hotel mengadakan pesta. Ada yang mabuk pula. Mereka sangat berisik dan mengganggu istirahat tim kami," ujar Shin dalam konferensi pers virtual setelah laga leg kedua final Piala AFF 2020 kontra Thailand, yang diikuti di Jakarta, Sabtu (1/1) malam.
Menurut juru taktik asal Korea Selatan lantai hotel tempatnya menginap nyaris tidak pernah sepi dari orang-orang di luar Piala AFF 2020.
Hal itu dipertanyakan karena pemerintah Singapura menerapkan aturan gelembung (bubble) selama turnamen berlangsung sebagai bagian dari protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Baca juga: Indonesia peringkat kedua Piala AFF 2020 setelah imbangi Thailand 2-2
Baca juga: Presiden Jokowi bangga atas perjuangan Timnas Indonesia di Piala AFF
"Ke depan harus ada perbaikan soal ini agar tim peserta bisa fokus sepenuhnya ke pertandingan," tutur Shin.
Tidak sampai di sana, Shin Tae-yong juga mengkritik keputusan panitia Piala AFF 2020 yang menurut dia kurang ideal secara administrasi.
Terkait itu, salah satunya sikap panitia yang dianggapnya kurang memuaskan adalah pengumuman soal sanksi larangan bermain pada laga leg kedua final Piala AFF 2020, untuk empat pemain timnas yang baru diberitahukan pagi hari sebelum pertandingan.
Keempat pemain itu yakni Elkan Bagott, Victor Igbonefo, Rizky Ridho dan Rizky Dwi disebut melanggar protokol kesehatan COVID-19 oleh pemerintah Singapura.
Namun, ternyata, Shin mengungkapkan bahwa perbuatan pemainnya tersebut dilakukan pada 15 Desember 2021. Mereka pun keluar hotel sekadar untuk membeli keperluan pribadi seperti sampo dan lain-lain.
"Jadi hanya sebentar saja. Mereka juga mengaku sumpek karena hanya berada di kamar. Akan tetapi, mereka sudah diberikan teguran sebelumnya dan kami tidak mempermasalahkan hal itu," tutur Shin.
Baca juga: Indonesia tatap turnamen selanjutnya, kata Shin
Shin Tae-yong tak bisa menyembunyikan ketidaksenangan dengan keputusan pemerintah Singapura dan panitia Piala AFF 2020 itu.
Tanpa empat pemain itu dalam daftar susunan pemain, Indonesia menahan imbang Thailand dengan skor 2-2 pada leg kedua final Piala AFF 2020 di Stadion Nasional, Singapura, Sabtu (1/1).
Hasil tersebut membuat Indonesia, yang pada leg pertama takluk 0-4, kalah agregat 2-6 dari sang juara turnamen Thailand.
Thailand pun tercatat sebagai negara tersukses di Piala AFF dengan enam gelar juara. Sebelumnya, status serupa diraih Thailand pada tahun 1996, 2000, 2002, 2014 dan 2016.
Sementara Indonesia menjadi negara paling banyak mengantongi prestasi peringkat kedua Piala AFF yaitu enam kali dan belum pernah sekali pun mencicipi trofi kampiun. Pencapaian yang sama dicatatkan Indonesia pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010 dan 2016.
Namun, Indonesia tidak kembali ke Indonesia dengan tangan kosong. Skuad "Garuda" dinobatkan sebagai tim yang paling menjunjung sportivitas (Fair Play Team Award) dan bek kiri Pratama Arhan diberikan status sebagai pemain muda terbaik Piala AFF 2020.
Baca juga: PSSI protes pemerintah Singapura
Baca juga: Indonesia tanpa Elkan Baggott-Rizky Ridho di leg kedua kontra Thailand
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022