"Ini adalah prioritas utama bagi pihak terkait untuk mencapai suatu gencatan senjata guna menghindari bencana kemanusiaan yang lebih besar, dan mengatasi krisis Libya melalui cara-cara politik termasuk dialog dan perundingan," kata Yang pada saat bertemu dengan utusan khusus pemerintah Libya, Abdul Ati Al-Obidi, Rabu (8/6).
Negeri Tirai Bambu itu menentang tindakan di luar otoritas Dewan Keamanan PBB dan bersikap menghormati kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah Libya serta menghargai pilihan yang dibuat oleh rakyat Libya, kata Yang.
Yang berharap pihak terkait di Libya akan mengambil tindakan-tindakan penting mendasar bagi negara dan masyarakat, serta memulai proses politik untuk menyelesaikan krisis sedini mungkin untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional, kata Yang.
China mendukung prakarsa mediasi Uni Afrika(AU) dan diplomatik untuk memecahkan krisis Libya.
Ia menyatakan, bersedia untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan bekerja dengan komunitas internasional untuk menyelesaikan krisis melalui cara-cara politik.
Al-Obidi, yang juga Menteri Libya untuk Penghubung Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, menyatakan kesediaan Libya untuk menerima peta jalan AU dan mencapai gencatan senjata.
Dia menambahkan bahwa Libya berharap China bisa memainkan peran dan mengerahkan pengaruhnya dalam aspek ini.
Libya akan mengadopsi tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan warga negara China dan properti mereka di Libya, kata Al Obidi.
(Uu.H-AK/A011)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011