Saham-saham Australia berakhir melonjak hampir dua persen di hari perdagangan pertama tahun ini pada Selasa, mencatat sesi intraday terbaik mereka dalam 15 bulan, karena lonjakan harga-harga komoditas mengangkat sektor energi dan pertambangan kelas berat.Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia terdongkrak 1,95 persen atau 145,20 poin menjadi ditutup di 7.589,80 poin
Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia terdongkrak 1,95 persen atau 145,20 poin menjadi ditutup di 7.589,80 poin, merupakan level penutupan terkuat sejak pertengahan Agustus. Indeks acuan telah melonjak sekitar 13,59 persen pada 2021.
Investor tampaknya menunjukkan sedikit tanggapan terhadap laporan infeksi COVID-19 lokal yang mencapai rekor tertinggi dan rawat inap meningkat karena varian virus corona Omicron, dengan pemerintah Australia tetap keras kepala dalam keputusannya untuk membuka kembali perekonomian.
Saham sektor pertambangan, yang terdiri lebih dari sepertiga dari indeks acuan, meningkat 2,2 persen mencapai tertinggi empat bulan didorong harga bijih besi yang kuat. Saham BHP Group terangkat 2,1 persen dan Fortescue melonjak 3,3 persen.
Lynas Rare Earths, produsen tanah jarang terbesar di luar China, bertambah 8,5 persen mencapai level tertinggi hampir 10 tahun setelah perusahaan mendapat persetujuan lingkungan minggu lalu untuk membangun fasilitas pembuangan permanen untuk residu pemurnian yang larut dalam air di Malaysia.
Saham sektor energi melonjakk 3,9 persen, tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, karena harga minyak naik di tengah prospek pemulihan permintaan untuk komoditas di tahun mendatang.
Brad Smoling, direktur pelaksana di Smoling Stockbroking, mengatakan optimisme permintaan untuk perjalanan berada di balik reli saham energi dan perjalanan.
Perusahaan investasi Washington H Soul Pattinson and Co dan Woodside Petroleum memimpin kenaikan di antara saham energi, masing-masing melambung 4,7 persen dan 3,4 persen.
Penambang batu bara Whitehaven Coal dan Yancoal Australia masing-masing melonjak 5,8 persen dan 7,7 persen, karena harga naik tajam menyusul larangan ekspor batu bara Indonesia.
Perusahaan manajemen perjalanan Flight Center Travel, Corporate Travel Management dan Webjet mencatat kenaikan antara 4,2 persen dan 5,7 persen, sementara operator Qantas meningkat 2,8 persen.
Pasar saham di Selandia Baru ditutup pada Selasa, dan akan melanjutkan perdagangan pada Rabu, 5 Januari.
Baca juga: Saham Asia ikuti Wall St yang melonjak di hari transaksi pertama 2022
Baca juga: Saham Jepang naik di hari perdagangan pertama 2022, ikuti Wall Street
Baca juga: Saham Korsel jatuh tertekan penguatan dolar dan kekhawatiran Omicron
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022