"Hari ini menjadi tekad kita di mana kebijakan dan perintah dari Pak Presiden ini bisa kita lakukan percepatan, karena kita lihat semakin hari dampak dari varian Omicron cukup mengkhawatirkan," kata Sigit saat menghadiri peluncuran Vaksinasi Merdeka Anak di SD Negeri 01 Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Sigit, ada beberapa pertimbangan kenapa vaksinasi anak perlu dipercepat. Selain karena munculnya varian Omicroj yang memiliki kemampuan bertransmisi dan menjangkit seseorang yang sudah divaksin.
Meskipun demikian, lanjut dia, dampak Omicron cukup ringan bagi yang sudah divaksin. Oleh karena itu, vaksinasi khususnya bagi anak-anak mau tak mau harus dilakukan, agar tak terjadi fatalitas jika terpapar varian Omicron.
Pertimbangan lainnya terkait pembelajaran tatap muka (PTM) sudah mulai dilakukan 100 persen di sejumlah wilayah.
Menurut jenderal bintang empat itu, PTM 100 persen menjadi tantangan tersendiri, karena PTM merupakan kebutuhan penting bagi anak-anak. Sebab selama hampir dua tahun pandemi, anak-anak kehilangan waktu belajar yang efektif karena pembelajaran dilakukan secara daring atau jarak jauh.
"Jadi ini tentunya tantangan bagi kita bagaimana setelah PTM kita buka dan lancar, namun di sisi lain anak-anak terlindungi karena sudah vaksin dan tentunya bagaimana kemudian kegiatan PTM ini bisa kita jaga agar tak memunculkan klaster," ujar Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengajak semua pihak untuk bersinergi dan bersama-sama menghadapi varian Omicron. Beberapa hal yang dilakukan yakni dengan memperkuat pos-pos masuk negara, memperketat protokol kesehatan hingga percepatan vaksinasi.
Dalam arahannya, mantan Kapolda Banten itu meminta seluruh provinsi mempercepat vaksinasi anak.
Baca juga: Kapolri minta kepada seluruh daerah kejar target vaksinasi 70 persen
Baca juga: Polri gelar vaksinasi COVID-19 massal di 34 provinsi
Sigit berpandangan, vaksinasi anak sebagai salah satu upaya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul, dengan melindunginya dari serangan virus.
"Anak-anak kita adalah generasi yang mengisi posisi penting di tahun 2045 karena tahun 2030 kita memiliki potensi 60 persen masyarakat kita berada di usia produktif. Yang kita lakukan salah satunya memberikan kekebalan imunitas dengan vaksin," tuturnya.
Masih dalam kesempatan tersebut, mantan Kadiv Propam Polri itu mengapresiasi kerja keras tenaga kesehatan, tenaga pengawas prokes dan tenaga vaksinator yang telah menjaga angka COVID-19 masih bisa terkendali.
Namun, ia pun tetap meminta semua pihak waspada dan tak boleh lengah dengan capaian penekanan laju COVID-19 yang saat ini sudah baik.
Untuk itu, Sigit kembali meminta penguatan protokol kesehatan, penegakan 3M khususnya pemakaian masker dan melakukan akselerasi vaksinasi tetap terus dilakukan.
"Perkuat prokes, penegakan 3M khususnya memakai masker dan melakukan akselerasi vaksinasi ini kunci upaya kita untuk betul-betul bisa mengendalikan COVID-19," ucap Sigit.
Peluncuran vaksinasi merdeka anak juga digelar secara serentak di 30 provinsi di Indonesia.
Hingga saat ini pemerintah masih melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada warga, termasuk anak-anak yang berusia enam sampai 11 tahun.
Capaian vaksinasi pada kelompok remaja usia 12 sampai 17 tahun, sebanyak 17.203.191 orang dari total target 26.705.490 orang sudah mendapat dua dosis vaksin COVID-19.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022