• Beranda
  • Berita
  • Saham Australia berakhir melemah, indeks ASX 200 tergerus 0,32 persen

Saham Australia berakhir melemah, indeks ASX 200 tergerus 0,32 persen

5 Januari 2022 16:33 WIB
Saham Australia berakhir melemah, indeks ASX 200 tergerus 0,32 persen
Ilustrasi: Bursa saham Australia. ANTARA/REUTER/aa.
Saham-saham Australia berbalik arah setelah mencapai tertinggi pertengahan Agustus menjadi ditutup melemah pada Rabu, karena kerugian di sektor teknologi dan kesehatan terlalu berat untuk diimbangi oleh saham energi dan pertambangan.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia tergerus 0,32 persen atau 24,00 poin, menjadi menetap di 7.565,80 poin, setelah sempat menguat 0,4 persen mencapai level tertinggi dalam hampir lima bulan.

Sektor teknologi kehilangan 2,9 persen dalam sesi terburuknya dalam lebih dari dua minggu, mengikuti indeks Nasdaq yang sarat teknologi yang tergelincir 1,3 persen semalam.

Mathan Somasundaram, kepala eksekutif Deep Data Analytics, mengaitkan penurunan Nasdaq dengan kenaikan imbal hasil obligasi menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve AS.

The Fed telah mengatakan bulan lalu akan menaikkan suku bunga setidaknya tiga kali pada tahun 2022, yang dapat mengakibatkan arus keluar modal dari sektor-sektor yang berisiko tinggi dan tumbuh tinggi seperti sektor teknologi.

Xero Ltd, Afterpay dan Wisetech Global memimpin kerugian di sektor teknologi dan pada indeks acuan, mencatat penurunan antara 2,9 persen dan 4,0 persen.

Perusahaan operator beli sekarang, bayar kemudian terkemuka Afterpay dan saingannya yang lebih kecil Zip Co dan Tyro Payments, yang masing-masing anjlok 5,3 persen dan 6,9 persen, juga terbebani oleh perkiraan pialang Morgans tentang pendapatan yang lemah untuk sektor teknologi.

Saham sektor perawatan kesehatan merosot 1,9 persen, dipimpin oleh penurunan 2,8 persen pada produsen alat bantu dengar Cochlear, sementara perusahaan biotek terkemuka CSL jatuh 1,8 persen.

Sementara itu, saham sektor pertambangan dan energi masing-masing menguat 0,4 persen dan 0,8 persen, didukung harga bijih besi dan minyak mentah yang kuat.

Harga minyak naik semalam setelah OPEC+, sebuah organisasi pengekspor minyak, tetap pada rencananya untuk meningkatkan pasokan pada Februari karena memperkirakan hanya dampak ringan pada permintaan dari Omicron, mencegah kejutan di menit-menit terakhir ke pasar.

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru menutup sesi perdagangan pertama tahun ini dengan kenaikan 0,89 persen atau116,61 poin menjadi 13.150,38 poin, tertinggi sejak akhir Oktober 2021.
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022