Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia anjlok 2,74 atau 207,50 poin menjadi menetap di 7.358,30 poin, setelah sebelumnya jatuh hampir 3,0 persen, dengan semua sektor berakhir di zona merah. Indeks acuan telah merosot 0,32 persen pada Rabu (5/1/2022).
Pasar Australia bergabung dengan aksi jual global setelah pembuat kebijakan Fed mengatakan pada pertemuan Desember mereka, bahwa kekhawatiran atas inflasi yang panas dapat mendorong mereka untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan dan memangkas kepemilikan aset secara keseluruhan.
Baca juga: Saham di Australia dibuka turun setelah risalah Fed lebih "hawkish"
Memimpin kerugian pada indeks acuan, saham sektor teknologi terperosok 6,4 persen hingga mencapai level terendah dalam tujuh bulan, mengikuti penurunan 3,3 persen semalam di Nasdaq yang berfokus pada teknologi di Wall Street.
"Prospek kenaikan suku bunga yang lebih cepat telah memukul saham teknologi lebih keras karena suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi nilai sekarang dari keuntungan masa depan perusahaan teknologi," kata Kunal Sawhney, kepala eksekutif Kalkine Group.
Perusahaan beli sekarang, bayar nanti (BNPL) Afterpay memimpin penurunan pada subindex teknologi dengan meluncur 10,8 persen, setelah Block Inc, yang setuju untuk membeli perusahaan Australia itu tahun lalu, kehilangan 8,2 persen semalam, kehilangan nilai pasar sebesar 2,57 miliar dolar Australia (1,84 miliar dolar AS) dalam sehari.
Baca juga: Saham Australia jatuh dari tertinggi 5 bulan terseret sektor teknologi
Xero Ltd dan Wisetech Global juga anjlok masing-masing 6,5 persen dan 6,9 persen.
Dalam beberapa berita positif untuk sektor BNPL, Humm Group terangkat 2,2 persen setelah perusahaan pembayaran digital Latitude Group Holdings Ltd menawarkan untuk membeli unit konsumen Humm seharga 355 juta dolar Australia.
Sektor perbankan tergelincir 2,3 persen, dengan pemberi pinjaman "Empat Besar" negara itu kehilangan 1,4 persen hingga 3,1 persen.
Sektor pertambangan membalikkan kenaikan awal menjadi ditutup 1,3 persen lebih rendah, tetapi penambang utama BHP Group dan Rio Tinto masing-masing naik 0,1 persen dan 0,7 persen karena harga bijih besi yang kuat.
Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 merosot 1,27 persen atau 167,37 poin menjadi berakhir di 12,983,01 poin dalam sesi terburuk sejak akhir November.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022