• Beranda
  • Berita
  • Djokovic di tengah perjuangan atas ancaman deportasi dari Australia

Djokovic di tengah perjuangan atas ancaman deportasi dari Australia

6 Januari 2022 17:35 WIB
Djokovic di tengah perjuangan atas ancaman deportasi dari Australia
Arsip Foto - Petenis Serbia Novak Djokovic beraksi saat melawan petenis Jepang Yoshihito Nishioka dalam putaran ketiga Australian Open di Melbourne Park, Melbourne, Australia, pada Jumat (24/1/2020). ANTARA/REUTERS/Kai Pfaffenbach/am.
Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic ditolak masuk ke Australia, Kamis, di tengah badai protes tentang keputusan untuk memberinya pengecualian medis dari persyaratan vaksin COVID-19 untuk bermain di Australian Open.

Bintang tenis itu berada di sebuah hotel karantina di Melbourne sementara pengacaranya meminta untuk mengizinkan Djokovic tinggal di negara itu setelah dia ditahan oleh pejabat di perbatasan.

Kejadian, yang dipicu oleh penilaian politik domestik tentang penanganan negara tersebut terhadap lonjakan rekor kasus COVID-19, itu telah menciptakan insiden internasional dengan presiden Serbia menyebut tindakan itu merupakan pelecehan terhadap pemain bintangnya.

"Tidak ada kasus khusus, aturan tetap aturan," kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dikutip dari Reuters.

"Kami akan terus membuat keputusan yang tepat dalam hal mengamankan perbatasan Australia sehubungan dengan pandemi ini."

Djokovic, yang secara konsisten menolak untuk mengungkapkan status vaksinasinya juga secara terbuka mengkritik persyaratan wajib vaksin, memulai kehebohan ketika dia lewat Instagram miliknya mengumumkan bahwa dia telah menerima pengecualian medis untuk mengejar kemenangan Grand Slam ke-21 di Australian Open yang akan dimulai pada 17 Januari.

Pernyataan bernada anti-vaksin ala Djokovic ini lah yang kemudian membuat marah warga Australia ketika saat bersamaan negara tersebut tengah berupaya menekan penyebaran virus corona.

Bahkan legenda tenis Australia, Rod Laver, memperingatkan Djokovic bahwa mungkin saja dia akan menghadapi penolakan keras dari warga setempat. "Menurut saya itu hal buruk. Mungkin warga Victoria ingin menontonnya (Djokovic) bermain, tapi di sisi lain ada hal-hal yang dianggap salah," kata Rod.

Kehadiran Djokovic ini akhirnya memicu protes di Australia, khususnya di kota tuan rumah turnamen Melbourne, yang telah mengalami lockdown terlama di dunia untuk menangkal virus corona.

Tingkat vaksinasi dewasa Australia sekitar 91 persen, dan publik kurang bersimpati terhadap mereka yang menolak untuk diinokulasi karena varian Omicron membuat jumlah kasus meningkat mencatatkan rekor. Langkah pemerintah Australia untuk memblokir masuk Djokovic ini sempat pula menyebabkan perselisihan antara Canberra dan Beograd.

Sementara itu, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Djokovic untuk meyakinkan "bahwa seluruh Serbia bersamanya," dan berupaya melakukan segalanya untuk segera mengakhiri "pelecehan terhadap pemain tenis terbaik dunia."

Morrison mengetahui adanya "perwakilan" dari kedutaan Serbia di Canberra dan membantah klaim pelecehan. Morrison mengatakan kejadian itu adalah kasus individu dan menekankan bahwa Djokovic telah menarik perhatian dengan komentar anti-vaksinasi dan postingan Instagram-nya.

Baca juga: Australia tolak dispensasi visa Novak Djokovic
Baca juga: Pejabat Australia sebut tidak ada perlakuan khusus untuk Djokovic

Selanjutnya : sidang pengadilan
Orang-orang berunjuk rasa di depan Hotel Park, yang diyakini sebagai lokasi karantina petenis Serbia Novak Djokovic di Melbourne, Australia, Kamis (6/1/2022). Pemerintah Australia akhirnya membatalkan visa masuk petenis nomor satu dunia Novak Djokovic yang sebelumnya mendapat dispensasi dari kewajiban vaksin COVID-19 sebelum memasuki negara Kangguru tersebut. ANTARA FOTO/REUTERS/Sandra Sanders/wsj.

Sidang pengadilan

Ayah Djokovic kepada media di Serbia mengatakan bahwa putranya diantar ke ruang isolasi di bawah penjagaan polisi ketika dia mendarat di bandara Tullamarine Melbourne, Rabu, sekitar pukul 11.30 malam waktu setempat setelah penerbangan 14 jam dari Dubai.

Dalam sidang, Kamis petang, pengacara Djokovic dan pemerintah sepakat bahwa petenis tersebut dapat tetap berada di negara itu setidaknya hingga Senin, ketika sidang penuh dijadwalkan untuk kasus tersebut.

Pengacara Djokovic, Nick Wood, sebelumnya mengatakan kepada hakim Anthony Kelly bahwa Tennis Australia telah meminta kepastian untuk partisipasi Djokovic dalam turnamen pada Selasa.

Nasib Djokovic berkaitan dengan pertarungan politik di Australia, yang ditandai dengan pertikaian antara pemerintahan konservatif Morrison dan pemerintah Victoria yang berhaluan kiri yang dipimpin oleh Perdana Menteri Dan Andrews.

Pertengkaran tersebut kian memanas ketika kasus COVID-19 harian Australia mencapai rekor tertinggi untuk empat hari berturut-turut, dengan terbaru melebihi 72.000 kasus, membanjiri rumah sakit dan menyebabkan kekurangan tenaga kerja.

Di bawah sistem federal Australia, negara bagian dan teritori dapat mengeluarkan pengecualian dari persyaratan vaksinasi untuk memasuki yurisdiksi mereka. Namun, pemerintah federal mengontrol perbatasan internasional dan dapat menentang pengecualian tersebut.

Pemerintah bagian Victoria, yang menjadi tuan rumah penyelenggara Australian Open, telah menegaskan bahwa hanya pemain yang telah divaksinasi lengkap yang dapat bertanding dalam turnamen tersebut. Selain itu, tidak ada pengecualian atau keistimewaan bagi siapa pun. “Itu lah aturannya. Pengecualian medis bukan celah bagi para pemain dengan keistimewaan,” kata Wakil Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, James Merlino, Desember lalu.

Baca juga: PM Australia teguh tutup perbatasan untuk cegah penularan COVID

Djokovic melakukan perjalanan ke Australia setelah menerima pengecualian dari pemerintah Victoria. Pengecualian -- yang alasannya tidak diketahui -- membuat visa dapat dikeluarkan oleh pemerintah federalnya.

Bintang tenis itu mendarat di Tullamarine pada Rabu pukul 23:30 waktu setempat setelah terbang 14 jam dari Dubai. Setibanya di Australia, Djokovic langsung dibawa ke ruang isolasi di bawah penjagaan polisi ketika pejabat Australia mengatakan visanya tidak mengizinkan pengecualian medis.

Namun, pada saat kedatangannya petugas perbatasan di bandara mengatakan Djokovic tidak dapat memberikan alasan atas pengecualiannya.

Gugus tugas Australia yang menetapkan parameter pengecualian mencantumkan risiko penyakit jantung serius akibat inokulasi dan infeksi COVID-19 dalam enam bulan terakhir sebagai kualifikasi. Namun, Morrison, Kamis, mengatakan bahwa Tennis Australia telah diberitahu beberapa pekan yang lalu bahwa hal itu tidak lagi menjadi persyaratan pengecualian.

Tennis Australia dan pejabat pemerintah Victoria mengatakan Djokovic tidak menerima perlakuan istimewa dan menambahkan bahwa dia termasuk di antara "segelintir" orang dari 26 aplikasi yang mendapat persetujuan pengecualian.

Baca juga: Novak Djokovic dihujani kritik gara-gara dispensasi medis


 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022