Melalui sinergi kolaborasi dengan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan), diharapkan kontribusi ekspor UMKM akan meningkat
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing Yulius mengatakan pihaknya akan mendorong lebih banyak UKM yang siap ekspor di tahun 2022.
"Melalui sinergi kolaborasi dengan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan), diharapkan kontribusi ekspor UMKM akan meningkat," katanya dalam peresmian Program Digital Export Summit 2022 secara daring di Jakarta, Jumat.
Upaya Kementerian Koperasi dan UKM untuk mendorong UKM siap ekspor antara lain dengan memfasilitasi sertifikat dukungan ekspor bagi UKM, sekolah ekspor, lalu pelatihan UKM ekspor. Kemudian juga pembiayaan ekspor, sistem informasi ekspor, pameran berskala internasional, jadwal pengiriman kontainer, serta kerja sama peningkatan ekspor lainnya.
Yulius mengharapkan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan akademisi di Sekolah Ekspor (Program Merdeka Belajar) akan melahirkan semakin banyak eksportir baru dari generasi milenial dan generasi Z untuk menciptakan wirausaha serta eksportir baru yang sangat dibutuhkan Indonesia.
"Para mahasiswa yang terlibat dalam program Kampus Merdeka dan melakukan magang atau studi independen melalui program Studi Independen Bersertifikat Menjadi Eksportir Baru 4.0 yang dilaksanakan Sekolah Ekspor, diharapkan akan benar-benar menjadi wirausaha pelaku ekspor," ungkap dia.
Adanya transformasi ekonomi ke industri 4.0 dianggap mendorong penggunaan teknologi dan digital, sehingga membuat pola konsumsi masyarakat beralih ke daring (online) serta mengharuskan UKM Indonesia untuk beradaptasi secara khusus apabila ingin menembus pasar ekspor.
Dalam rangka mendorong ekspor produk UMKM, Kemenkop juga melakukan sinergitas digitalisasi Koperasi dan UKM dengan melibatkan kementerian/lembaga. Antara lain koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)/Konsulat Jenderal RI, Indonesian Trade Promotion Center (unsur pelaksana teknis urusan perdagangan luar negeri yang menjadi perwakilan RI), Atase Perdagangan dalam membuat intelijensi pemasaran, promosi luar negeri, dan business matching.
Selain itu, kolaborasi dengan perusahaan internasional Jerman yang beroperasi dalam bidang kerja sama pembangunan bernama Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) melalui laman Small and Medium Enterprises Station (SMEsta) milik Kemenkop-UKM. Selanjutnya melalui portal ASEAN Access untuk mengakses informasi perdagangan serta pasar di tingkat Asia Tenggara, dan kerjasama dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO) untuk pengembangan produk rempah.
Berdasarkan data, jumlah ekspor nasional meningkat selama triwulan II 2021 dengan nilai ekspor naik 22,71 persen dibanding triwulan III 2020 sebesar 17,24 persen.
Jumlah kontribusi ekspor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga naik dari 14,37 persen pada tahun 2020 menjadi 15,69 persen di tahun 2021. Namun, kenaikan tersebut dinilai masih jauh dibandingkan beberapa negara lain seperti Singapura 41 persen, Thailand 41 persen, dan Tiongkok sebesar 60 persen.
“Target kontribusi ekspor UMKM kita harapkan meningkat menjadi 17 persen di 2024,” katanya.
Baca juga: 54 UKM berkontribusi Rp79,7 miliar pada ekspor akhir tahun 2021
Baca juga: Teten harap MoU BNI-HOI dorong ekspor UKM ke Australia lebih mudah
Baca juga: LPEI bantu perluas akses pasar UKM ke Singapura dan Malaysia
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022