Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengatakan sebanyak 64,6 persen dari total aset BRI atau sekitar Rp588,6 triliun memiliki prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai dasar bisnis yang berkelanjutan.Transformasi di sembilan anak perusahaan ini juga mendorong pemetaan risiko atau spreading risk yang lebih optimal
Sunarso menjelaskan ke depan akan terus meningkatkan penerapan prinsip ESG dalam kegiatan operasional BRI dengan berlandaskan cetak biru (blueprint) BRIVolution 2.0.
“Kemudian kami juga harus menyesuaikan organisasi kami supaya menunjukkan komitmen dan concern terhadap ESG. Untuk itu, BRI akan segera membentuk Unit Kerja Khusus yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan ESG itu. Ini adalah bagian-bagian transformasi,” kata Sunarso dalam keterangan resmi, Jumat.
Di samping itu, transformasi bisnis BRI dengan penerapan ESG juga terus diupayakan hingga ke sembilan anak perusahaan BRI Group.
"Transformasi di sembilan anak perusahaan ini juga mendorong pemetaan risiko atau spreading risk yang lebih optimal. Dengan begitu, BRI bisa tetap meneruskan pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk mencapai visi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion pada 2025," imbuh Sunarso.
Menurut Sunarso, transformasi yang sudah dijalankan sejak 2016 ini telah menimbulkan berbagai implikasi positif bagi BRI dan seluruh stakeholder. Dari segi profitabilitas, BRI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 45 persen year on year menjadi Rp20,4 triliun per kuartal III-2021.
Tidak hanya itu, upaya transformasi ini juga membuat BRI berhasil memitigasi krisis COVID-19 dengan mendigitalisasi sistem Loan Approval System (LAS) melalui sistem BRISPOT guna mengurangi kontak langsung antara insan pekerja BRI dengan nasabah sehingga proses approval kredit dapat berjalan secara efektif, cepat, dan aman.
“Bayangkan kalau selama pandemi ini kami tidak sempat mentransformasi cara kita memproses bisnis terutama di backbone, itu di mikro. Maka patut kita panjatkan syukur, untung waktu itu kita mendigitalkan proses kredit kita di mikro, kalau tidak, kita tidak akan mengalami pertumbuhan seperti sekarang ini,” ujarnya.
Pihaknya mengungkapkan pandemi membuat seluruh pertumbuhan kredit di industri perbankan melemah. Namun kredit di segmen UMKM BRI mampu tumbuh 12,5 persen year on year didorong oleh digitalisasi proses bisnis, serta penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap operasional bisnis BRI.
Baca juga: Dana kelolaan BRI tumbuh 9,2 persen year on year sepanjang 2021
Baca juga: BRI salurkan 80 persen kredit untuk UMKM
Baca juga: Dirut BRI: UMKM berkontribusi perbaiki neraca pembayaran RI
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022