Kasus tersebut memengaruhi harga saham rumah sakit tempat ibu hamil tersebut dirawat.
Pemerintah Kota Xian di akun resmi WeChat yang beredar di media lokal, Jumat, menjelaskan bahwa perempuan yang sedang hamil delapan bulan itu ditolak pihak Rumah Sakit Gaoxin karena hasil tes PCR terlambat empat jam.
Pada saat itu, perempuan tersebut sedang mengalami sakit pada bagian perutnya.
Perempuan itu akhirnya dimasukkan ke ruang operasi dua jam kemudian setelah dokter mendapati kondisi pasien tersebut memburuk-- hingga akhirnya mengalami keguguran.
Manajer Umum RS Gaoxin Fan Yuhui dipecat dan beberapa staf yang bertugas saat itu dicopot dari posisinya.
Direktur Komisi Kesehatan Kota Xian Liu Shunzhi melalui acara jumpa pers pada Kamis (6/1) menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan masyarakat terkait peristiwa tersebut.
"Atas nama komisi kesehatan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pasien atas buruknya perawatan medis untuk kelompok khusus," ujarnya dikutip media China.
Baca juga: Pejabat Xian dicopot setelah sistem data kesehatan dua kali gangguan
Direktur Pusat Kegawatdaruratan Xian Li Qiang dan Liu mendapatkan peringatan keras dari Partai Komunis China (CPC).
Penjualan saham Xian International Medical Investment Co, yang merupakan induk RS Gaoxin, di Bursa Efek Shenzhen turun delapan persen pada penutupan Rabu (5/1) dan turun 4,81 persen pada Kamis (6/1).
Dalam dua hari berturut-turut itu, nilai penjualan perusahaan tersebut dilaporkan anjlok sampai 3,3 miliar yuan atau sekitar Rp7,4 triliun sebagai dampak dari penelantaran pasien hamil.
Komisi Kesehatan Xian memerintahkan pihak rumah sakit segera menangani rehabilitasi pascaoperasi dan memberikan kompensasi kepada pasien.
Xian dikenai lockdown sejak 29 Desember 2021 setelah mendapati kasus positif COVID-19 pada ratusan warga setempat.
Baca juga: Setelah Xian, tiga kota lain di China 'lockdown'
Baca juga: China siapkan Rp1,1 triliun untuk atasi lonjakan COVID di Shaanxi
Museum arsitektur Wuhan pamerkan kecepatan China dalam perangi COVID-19
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022