"Perlu kerja keras dan terus belajar untuk mengembangkan teknologi," kata Sehat dalam kuliah umum bertajuk Entrepreneurship Through Innovation di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Rabu.
Menurut dia, generasi muda Indonesia banyak yang sudah melek teknologi sehingga perlu mendapatkan perhatian besar untuk mengembangkannya. "Kunci sukses adalah belajar dan mau bekerja keras," tegasnya.
Mengenai apakah Marvell akan membuka cabang di Indonesia, Sehat mengatakan akan segera merealisasikannya karena Indonesia berpotensi besar bagi perkembangan teknologi.
Sehat Sutardja adalah putera Indonesia yang menuai sukses besar di dunia. Marvell Technology Group, perusahaan yang didirikannya di Amerika Serikat adalah satu dari lima perusahaan semiconduktor terbesar di dunia.
Ia saat ini menduduki posisi Chairman, President and Chief Executive Officer Marvell Technology Group. Ia adalah lulusan Universitas Berkeley, California dan telah mengantongi lebih dari 260 hak paten atas namanya.
Perusahaan Marvell Technology Group yang kantor pusatnya berkedudukan di California ini mengembangkan teknologi penyimpanan, komunikasi, dan solusi silikon konsumen.
Produk Marvell mencakup switching, transceiver, communication controller, teknologi nirkabel dan solusi penyimpanan yang menggerakkan seluruh infrastruktur komunikasi termasuk bagi pemerintah, perusahaan, perkotaan, dan rumah tangga.
Produk Marvell banyak digunakan di berbagai perangkat elektronika, seperti Cisco Switch, Blackberry, Apple iPod, Xbox 360 dan produk-produk keluaran perusahaan elektronika ternama, seperti Panasonic, Huawei, Toshiba, Fujitsu, Sony Ericson, HP, Samsung, Hitachi, dan lainnya.
Marvell adalah salah satu perusahaan Amerika Serikat yang tercantum dalam Majalah Forbes dengan kekayaan bersih 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp9,5 triliun.
Sementara itu peraih Penghargaan BJ Habibie Technology Award (BJHTA) 2010 Dr Eko Fajar Nurprasetyo memperkirakan Indonesia dalam waktu 5-10 tahun mendatang akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia.
"Saya yakin bahwa 5-10 tahun lagi Indonesia akan mampu memproduksi chipset sendiri secara massal di Indonesia," katanya beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke kantor wali kota Depok.
Untuk mewujudkan semua itu katanya ia ingin membuat industri chip di Kota Depok sehingga Depok bisa menjadi pusat industri teknologi yang juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga Depok.(*)
F006/M027
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011