Uji Sifilis Bisa Kurangi Kematian Bayi

16 Juni 2011 17:57 WIB
Uji Sifilis Bisa Kurangi Kematian Bayi
(Istimewa)
London (ANTARA News) - Peneltian baru menemukan bahwa tes dan pengobatan yang murah dan sederhana untuk sifilis dalam kehamilan bisa mencegah lebih dari setengah kematian bayi yang baru lahir dan bayi lahir mati terkait penyakit itu yang di Afrika telah membunuh 500.000 orang setiap tahun.

Penelitian oleh para ilmuwan Inggris dalam jurnal "The Lancet Infectious Diseases"  Kamis (16/6) menemukan bahwa sifilis adalah penyebab utama kematian bayi di banyak negara miskin dan baha pemeriksaan sifilis sebelum kelahiran merupakan salah satu cara terefektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan anak-anak.

Setiap tahun, sekitar 2 juta perempuan hamil di seluruh dunia terinfeksi sifilis. Kira-kira 1.2 juta dari mereka menularkan infeksi itu kepada bayi mereka, yang bisa lahir mati, lahir lebih awal, lahir dengan berat badan kurang, atau terinfeksi secara bawaan.

Para pakar telah menaksir atu juta bayi meninggal setiap tahun karena sifilis bawaan.
     
Sampai sekarang, sedikitnya dengan biaya 1 dolar AS atau 1,50 dolar AS, semua perempuan hamil bisa diperiksa sifilis menggunakan tes darah standar dan diobati dengan antibiotik penisilin bila mereka ditemukan mengidap penyakit itu, kata Sarah Hawkes dari University College London.

"Itu luar biasa murah, anda bisa melakukannya dengan tes darah sederhana, dan bagaimana pun perempuan sering melakukan tes darah selama perawatan sebelum kelahiran," kata Hawkes dalam wawancara via telepon.       

"Tetapi, kami perlu mendapatkan semua perempuan yang hamil untuk datang ke perawatan sebelum kelahiran seawal mungkin agar bisa membuat perbedaan."

Tak terlihat

Sifilis adalah infeksi yang bisa disembuhkan dan disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Penyakit itu ditularkan secara seksual, dan juga ditularkan oleh ibu kepada janin selama kehamilan.
       
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 12 juta kasus baru sifilis muncul setiap tahun. Di negara berkembang, antara 3 dan 15 persen perempuan usia subur mengidapnya.

Kebanyakan orang pengidap sifilis cenderung tidak sadar sehingga tanpa disadari menularkannya saat berhubungan seksual atau kepada janin. Akibat terburuk dari sifilis dalam kehamilan bisa dicegah bila infeksi dilacak dan diobati sebelum kira-kira 28 minggu.

Dalam studi metaanalisis, tim Hawkes meninjau bukti mengenai cara-cara meningkatkan angka tes sifilis dan pengobatan serta meningkatkan hasil kehamilan.
       
Tinjauan mereka sudah termasuk 10 penelitian dan lebih dari 41.000 perempuan, dan ini menunjukkan menawari perempuan dengan tes dan pengobatan ada hari yang sama bisa mengurangi kematian sebelum lahir - termasuk lahir mati dan keguguran- sampai 54 persen. Melihat pada lahir mati sendiri, kematian itu bisa dikurangi sebanyak 58 persen.       

"Apa yang ditunjukkan tinjauan ini adalah pemeriksaan benar-benar efektif untuk mengurangi angka kematian dan angka penyakit itu, tetapi sayangnya mayoritas perempuan hamil di dunia masih belum diperiksa untuk sifilis," kata Hawkes.

Mengomentari hasil penelitian itu, Peter Piot, Direktur London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan itu merupakan pengingat bahwa sifilis bukan penyakit masa lalu, tetapi penyebab utama kematian pada ratusan ribu bayi.
     
"Kita bisa dengan mudah menghentikan ini," kata Piot. "Sifilis tak terlihat. Jika anda tidak melakukan tes untuk itu anda tidak menemukannya."  (*)

Nenny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011