Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano menyatakan bahwa Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membantu pemasangan alarm pendeteksi pergerakan tanah di Ibu Kota Provinsi Papua itu.Pemasangan alat tersebut diharapkan dapat membantu mendeteksi pergeseran tanah di sekitarnya sehingga warga ada kesempatan untuk menyelamatkan diri.
"Bantuan dari BNPB itu berupa alat pendeteksi yang berfungsi memancarkan sinyal atau alarm bila terdeteksi terjadinya pergerakan tanah," katanya kepada ANTARA di Jayapura, Senin,.
Ia menjelaskan pemasangan alat tersebut diharapkan dapat membantu mendeteksi pergeseran tanah di sekitarnya sehingga warga ada kesempatan untuk menyelamatkan diri.
Disebutkannya bahwa ada tiga lokasi yang akan dipasang pendeteksi itu, yakni sekitar Bhayangkara, Angkasa dan Klofkamp atau Paldam.
Selain bantuan tersebut pihaknya akan memperbanyak penyebaran pengumuman di daerah-daerah yang rawan bencana mengingat dari laporan BMKG curah hujan akan meningkat di bulan Februari mendatang.
"Warga yang bermukim di lereng gunung dan pinggir kali diminta waspada, bila memungkinkan untuk sementara mengungsi ke daerah yang lebih aman terutama di malam hari," katanya.
Diaku, banyaknya warga membangun rumah di lereng gunung karena berbagai faktor di antaranya makin terbatas dan mahalnya lahan atau tanah untuk membangun.
Sementara itu penduduk Kota Jayapura makin banyak sehingga mereka memilih mendirikan bangunan di lereng gunung yang berbahaya saat turun hujan dengan intensitas tinggi.
Saat longsor melanda beberapa kawasan di Kota Jayapura pada Jumat (7/1) dilaporkan tujuh orang meninggal dan lima orang luka akibat tertimbun longsoran, demikian Benhur Tomi Mano.
Baca juga: Wapres minta BNPB segera lakukan penanggulangan korban banjir Jayapura
Baca juga: BNPB: 77 korban meninggal banjir Sentani yang telah teridentifikasi
Baca juga: BNPB ungkap tiga faktor penyebab banjir bandang Jayapura
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022