"Saya senang dan bersyukur hakim menolak pembatalan visa saya. Terlepas dari semua yang telah terjadi, saya ingin bertahan dan berusaha bertanding dalam Australian Open," tulis petenis Serbia itu dalam akun Twitter-nya, Senin.
"Saya tetap fokus kepada hal itu. Saya terbang ke sini untuk bermain dalam salah satu turnamen yang paling penting di depan para penggemar yang luar biasa."
"Untuk saat ini saya tidak bisa mengatakan lebih banyak tetapi terima kasih untuk semua yang mendukung saya melalui semua ini dan mendorong saya untuk tetap kuat."
Keluarga Djokovic mengatakan pembebasannya adalah "kemenangan terbesar dalam hidupnya."
Baca juga: Djokovic menang gugatan hukum, berpeluang tampil dalam Australia Open
"Novak bebas dan beberapa saat yang lalu dia pergi ke lapangan tenis untuk berlatih," kata saudara laki-laki Djokovic, Djordje, dalam konferensi pers di Beograd, seperti dikutip Reuters.
"Dia di luar sana untuk mencetak rekor lain. Dia atlet dan pemain tenis terbaik di dunia sepanjang masa. Novak selalu menganjurkan kebebasan memilih, tidak lebih. Keluarga Djokovic senang bahwa keadilan telah menang."
Meski begitu, pemerintah Australia, masih bisa mendeportasi Djokovic. Juru bicara Menteri Imigrasi Alex Hawke mengaku sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kekuatan pribadinya guna mencabut kembali visa Djokovic.
Hakim Anthony Kelly memutuskan keputusan pemerintah federal dalam membatalkan visa Djokovic pekan lalu di tengah pertikaian atas pembebasan medisnya dari persyaratan vaksin COVID-19 adalah "tidak masuk akal" dan memerintahkan agar Djokovic dibebaskan.
"Kebenaran dan keadilan telah terungkap dan saya dengan ini ingin berterima kasih kepada sistem hukum Australia dan hakim Kelly, yang tidak memihak dan netral saat dia menerima semua fakta sejak dia (Djokovic) mendarat di bandara Melbourne, termasuk intimidasi yang dia alami," kata Djordje.
Baca juga: Kasus Djokovic mencederai dunia olahraga, kata Murray
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022