• Beranda
  • Berita
  • Dolar menguat didorong optimisme kenaikan suku bunga AS

Dolar menguat didorong optimisme kenaikan suku bunga AS

11 Januari 2022 07:05 WIB
Dolar menguat didorong optimisme kenaikan suku bunga AS
Ilustrasi - Mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU.

Dengan tingkat pengangguran di bawah 4,0 persen, The Fed mungkin dapat menyatakan pekerjaan mereka tentang ketenagakerjaan 'selesai' yang memang membuat kami berpotensi untuk periode tapering yang lebih cepat

Dolar naik tipis terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena data ketenagakerjaan baru-baru ini mendorong beberapa bank Wall Street untuk menaikkan perkiraan mereka tentang seberapa cepat Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,2 persen pada 95,993. Indeks dolar tetap mendekati level tertinggi 16-bulan yang disentuh pada akhir November.

Dolar didukung oleh laporan ketenagakerjaan Jumat (7/1) yang diawasi ketat, yang menunjukkan pasar kerja AS berada pada atau mendekati lapangan kerja maksimum.

"Sejumlah perusahaan keuangan merevisi perkiraan Fed mereka setelah laporan NFP (nonfarm payrolls) pada Jumat (7/1)," Brad Bechtel, kepala valas global di Jefferies, mengatakan dalam sebuah catatan.

"Dengan tingkat pengangguran di bawah 4,0 persen, The Fed mungkin dapat menyatakan pekerjaan mereka tentang ketenagakerjaan 'selesai' yang memang membuat kami berpotensi untuk periode tapering yang lebih cepat," kata Bechtel.

Goldman Sachs memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga empat kali tahun ini dan memulai proses pengurangan ukuran neracanya secepatnya pada Juli. Bank investasi, yang sebelumnya memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga pada Maret, Juni dan September, sekarang memperkirakan kenaikan lagi pada Desember.

Pada Jumat (7/1), J.P. Morgan dan Deutsche Bank juga memperkirakan pengetatan agresif kebijakan moneter AS. Pedagang telah memperkirakan peluang 80 persen kenaikan suku bunga pada Maret, menurut alat FedWatch CME.

Imbal hasil obligasi pemerintah yang meningkat - imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik ke level tertinggi dalam hampir dua tahun pada Senin (10/1) - juga mendukung greenback.

Pedagang telah meningkatkan taruhan untuk kenaikan suku bunga tahun ini setelah risalah bank sentral AS dari pertemuan Desember menyatakan kenaikan suku bunga lebih awal dari perkiraan dan kemungkinan Fed dapat memotong kepemilikan obligasi lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang.

Investor akan mengamati data inflasi dan kesaksian dari Ketua Fed Jerome Powell dan Gubernur Fed Lael Brainard minggu ini untuk petunjuk waktu dan kecepatan kenaikan suku bunga.

Data inflasi konsumen AS Desember akan dirilis pada Rabu (12/1), dengan indeks harga konsumen (IHK) utama diperkirakan mencapai 7,0 persen secara tahun-ke-tahun, mendorong kasus suku bunga untuk naik lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Sterling pada Senin (10/1) melemah 0,11 persen terhadap dolar, bahkan ketika meredanya kekhawatiran tentang dampak buruk dari varian Omicron terhadap ekonomi membantunya naik ke level tertinggi hampir dua tahun terhadap euro.

Di pasar uang kripto, yang telah menghadapi tekanan dari penjualan aset-aset berisiko secara luas pada awal tahun ini, melemah pada Senin (10/1), dengan bitcoin merosot 1,3 persen pada 41.346,71 dolar AS.

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022