• Beranda
  • Berita
  • Satgas: Kasus positif COVID-19 dunia capai 2,7 juta dalam sehari

Satgas: Kasus positif COVID-19 dunia capai 2,7 juta dalam sehari

11 Januari 2022 19:12 WIB
Satgas: Kasus positif COVID-19 dunia capai 2,7 juta dalam sehari
Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers Untuk Penanganan COVID-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (11/1/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Hal ini menjadi pembelajaran kita bersama bahwa meskipun varian Omicron yang saat ini beredar, dilaporkan menimbulkan gejala yang ringan bahkan tanpa gejala.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) membeberkan jumlah kasus positif COVID-19 di dunia terus mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai 2.7 juta kasus dalam sehari.

“Setidaknya dalam dua pekan terakhir dan per tanggal 7 Januari 2022, penambahan kasus positif mencapai 2,7 juta kasus dalam sehari,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers Untuk Penanganan COVID-19 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Wiku menjelaskan bahwa perkembangan kasus tersebut sudah tergolong sangat tinggi bila melihat banyak kasus yang ada di bulan Desember 2021 hanya berkisar antara 500 sampai 600 kasus per harinya.

Bahkan, capaian 2,7 juta kasus itu sudah melebihi rekor tertinggi pada lonjakan kasus sebelumnya yang hanya mencapai satu juta kasus dalam sehari.

Baca juga: Epidemiolog bagikan tiga kunci penting atasi varian Omicron

Baca juga: Wapres: Pemerintah antisipasi dampak pembelajaran tatap muka


Terdapat 12 negara yang saat ini sedang mengalami kenaikan kasus positif COVID-19 yang sangat tajam bahkan melebihi kenaikan pada gelombang sebelumnya. Beberapa di antaranya adalah Kanada yang mengalami kenaikan kasus per pekan sampai 19 kali lipat atau dari 16 ribu kasus menjadi 300 ribu kasus.

Sama halnya dengan Amerika Serikat yang mengalami kenaikan kasus per pekan 10 kali lipat yakni dari 500 ribu kasus menjadi lima juta kasus. Di Australia, kasus per pekan naik hingga enam kali lipat atau dari sembilan ribu kasus menjadi 550 ribu kasus dan Inggris yang mengalami kenaikan hingga 4 kali lipat, dari 300 ribu kasus menjadi 1,2 juta kasus positif.

Menurut Wiku, beberapa negara di Benua Eropa juga mengalami hal serupa. Di Prancis misalnya, negara itu mengalami kenaikan kasus per pekan mencapai 36 kali lipat. Dari 50 ribu kasus menjadi 1,8 juta kasus per pekan.

"Sedangkan Italia 11 kali lipat, dari 90 ribu kasus menjadi 1 juta kasus, Jerman naik dua kali lipat dari 150 ribu menjadi 350 ribu kasus, serta Belanda dua kali lipat dari 85 ribu kasus menjadi 160 ribu kasus," kata dia.

Tak hanya di sejumlah benua itu saja, beberapa negara di Asia juga mulai menunjukkan tren peningkatan kasus positif COVID-19. Dalam hal ini, Wiku menyebutkan Jepang tengah mengalami kenaikan kasus per pekan hingga 10 kali lipat dari tren yang sebelumnya berkisar 30 ribu kasus menjadi 300 ribu kasus.

Vietnam turut mengalami kenaikan kasus per pekan lima kali lipat dari 24 ribu menjadi 136 ribu. Sedangkan Thailand naik tiga kali lipat, dari 16 ribu menjadi 40 ribu dan Singapura naik dua kali lipat dari dua ribu menjadi lima ribu kasus per pekannya.

Ia mengatakan sejauh ini kenaikan kasus pada setiap negara tersebut memang tidak disertai dengan angka kematian yang signifikan. Walaupun demikian, terdapat beberapa negara yang angka kematiannya nampak naik secara perlahan seperti Vietnam dan patut menjadi perhatian seluruh warga Indonesia agar terus menjaga kondisi baik saat ini.

"Hal ini menjadi pembelajaran kita bersama bahwa meskipun varian Omicron yang saat ini beredar, dilaporkan menimbulkan gejala yang ringan bahkan tanpa gejala, masih banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian," ujar Wiku.*

Baca juga: Satgas COVID-19: DKI-Kepri alami kenaikan kasus dalam sebulan

Baca juga: Satgas: WHO beri target COVID-19 selesai tahun depan

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022