• Beranda
  • Berita
  • Ketum PBNU ingin laporan keuangan transparan dan bisa diakses publik

Ketum PBNU ingin laporan keuangan transparan dan bisa diakses publik

12 Januari 2022 15:37 WIB
Ketum PBNU ingin laporan keuangan transparan dan bisa diakses publik
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (tengah) saat mengumumkan jajaran pengurus PBNU masa khidmat 2022-2027 di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (12/1/2022). (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyatakan keinginannya bahwa organisasi yang dipimpinnya harus memiliki laporan keuangan yang transparan dan bisa diakses oleh publik sebagai pertanggungjawaban PBNU kepada Nahdliyin.

"Kita ingin PBNU ke depan sungguh-sungguh transparan dan diketahui publik, termasuk kita mencanangkan bahwa laporan keuangan PBNU harus terbuka dan bisa diakses oleh publik," ujar pria yang akrab disapa Gus Yahya ini di kantor PBNU di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan semua orang berhak mengetahui apa yang terjadi dan dilakukan PBNU, sebab NU milik semua orang dan harus mengakomodasi semua kepentingan demi kemaslahatan umat.

Baca juga: Gus Yahya jamin tak ada perlakuan istimewa PBNU terhadap parpol

Nantinya, PBNU akan membuka kepada publik perihal asal-usul dana, berapa jumlahnya, hingga digunakan untuk apa. PBNU akan mengeluarkan laporan keuangan secara berkala dan laporan itu akan diumumkan melalui berbagai saluran media milik NU.

"Ini cara kita supaya lebih mudah kita mengelola, kita berada di lingkungan multipolar, sehingga kita harus pakai cara paling efektif untuk mengelola berbagai macam kecenderungan dan kepentingan yang berbeda-beda ini," kata dia.

Selain itu, tujuan terbukanya laporan keuangan ini agar PBNU tak menjadi organisasi yang eksklusif. Artinya, segala kebijakan, pemasukan, hingga arah organisasi tak hanya diketahui oleh pejabat teras saja.

NU ingin semua orang, khususnya warga Nahdliyin, merasa menjadi bagian dari organisasi bukan hanya sebagai partisan ataupun identitas kultural semata.

Senada dengan Gus Yahya, Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar beberapa waktu lalu mengajak warga Nahdliyin agar tak memosisikan NU sebagai identitas kultural semata, tetapi harus menjadi bagian dari organisasi NU itu sendiri.

Baca juga: Ketua MPR yakin NU makin solid di bawah kepemimpinan Gus Yahya

Baca juga: Fraksi Golkar MPR yakin Gus Yahya dapat perkuat persaudaraan Muslim


Kiai Miftah mengatakan kekuatan warga Nahdliyin sangat besar. Potensi ini mesti digali dan diperkuat demi persatuan dan kesatuan NU dalam menghadapi era distruptif.

"Sebab, potensi raksasa ini kalau tidak dikelola dengan baik dan benar, justru akan menjadi beban dan terpecah belah. Menjadi bulan-bulanan dan diperebutkan kelompok-kelompok lain," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022