Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, melakukan dua langkah yaitu menggencarkan vaksinasi dan upaya 3T atau pengecekan, penelusuran dan perawatan bagi pelaku perjalanan terutama luar negeri, dalam mencegah penyebaran COVID-19 varian Omicron.Saya kira tinggal tunggu waktu saja bahwa di Kota Bogor juga ada kasusnya, ini kita tidak bisa menghindar
"Saya kira tinggal tunggu waktu saja bahwa di Kota Bogor juga ada kasusnya, ini kita tidak bisa menghindar. Delta saja kita tidak bisa menghindar, ini lebih cepat dari Delta," kata Wali Kota Bogor Bima Arya saat menghadiri vaksinasi perdana dosis kedua anak usia 6-11 tahun di SDN Kampung Luwuk Bantarjati, Bogor Utara, Rabu.
Menurut Bima Arya, langkah pertama yakni menggencarkan penuntasan vaksinasi COVID-19 dosis kedua bagi seluruh kategori, termasuk anak usia 6-11 tahun.
Baca juga: Pemkab Bogor keluarkan surat edaran waspada Omicron
Baca juga: Pemkab Bogor keluarkan surat edaran waspada Omicron
Menurut dia, Satgas COVID-19 Kota Bogor juga segera melaksanakan vaksinasi ketiga atau penguat yang akan dimulai pekan ini diprioritaskan bagi warga lanjut usia (lansia) dan aparatur sipil negara (ASN) dengan jarak dari vaksinasi kedua sudah enam bulan.
"Jadi ada datanya, tidak boleh terlalu cepat, yang Juni 2021 waktu itu dosis duanya maka bisa vaksin booster mulai minggu ini," kata Bima.
Ia menyampaikan langkah pertama itu diawali dengan melaksanakan vaksinasi dosis kedua bagi anak usia 6-11 tahun dengan sasaran 101.164 orang.
Baca juga: Pasien Omicron pertama di Bogor punya riwayat perjalanan ke Jakarta
Baca juga: Pasien Omicron pertama di Bogor punya riwayat perjalanan ke Jakarta
Sementara dosis kesatu vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11, kata Bima, tinggal mengejar sekitar sembilan persen atau 11.000 orang karena telah mencapai 91 persen atau sekitar 92.059 orang.
Kemudian, sasaran vaksinasi penguat untuk lansia dan ASN masih dalam koordinasi pendataan oleh Dinas Kesehatan.
"Itu poin pertama, poin kedua adalah antisipasi secara ketat, arus dari luar negeri," kata Bima.
Ia menjelaskan langkah kedua yang dilakukan adalah mengantisipasi orang yang memasuki Kota Bogor setelah bepergian dari luar negeri dengan 3T atau pengecekan, penelusuran dan perawatan.
Baca juga: Menimpa warga Dramaga, kasus Omicron pertama di Bogor diungkap Danrem
Baca juga: Menimpa warga Dramaga, kasus Omicron pertama di Bogor diungkap Danrem
Langkah ini dilakukan berbarengan dengan langkah pertama yakni menggencarkan vaksinasi mengingat penyebaran COVID-19 varian Omicron begitu cepat melebihi varian Delta.
Menurut dia, aparat di kecamatan dan kelurahan wajib berkoordinasi dengan RT dan RW untuk memonitor warga yang sekiranya nampak bergejala sepulang dari luar negeri, untuk segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan dibawa ke fasilitas kesehatan setempat.
"Jangan sampe lolos. Dari mana pun. Semua dari luar negeri dilaporkan, RT RW lurah naik, ada datanya dan kita awasi yang bersangkutan," ujarnya.
Baca juga: Kasus infeksi Omicron bertambah menjadi 506
Baca juga: Kasus infeksi Omicron bertambah menjadi 506
Jangka panjang dari langkah kedua, kata Bima, Pemerintah Kota Bogor meminta Kementerian Agama di Kota Hujan itu mengantisipasi dan memastikan kesiapan kesehatan jamaah haji pada tahun 2022.
"Ini ada Pak Kemenag, semua jamaah asal Bogor, dan datanya masih belum dekat masih agak jauh. Tapi kita antisipasi apabila ada pelonggaran-pelonggaran yang lebih cepat," kata dia.
Baca juga: Menkes: Vaksinasi penguat dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah
Baca juga: Menkes: Vaksinasi penguat dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022