"Jadi curah hujan yang terjadi sepanjang hari Selasa (11/1) dalam kategori hujan sangat lebat hingga menyebabkan banjir sebagai dampaknya," terang Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Muhammad Shaaimul Qadri di Banjarbaru, Rabu.
Dijelaskan dia, cuaca ekstrem dipicu kondisi dinamika atmosfer di wilayah Kalsel yang labil. Adanya pergerakan suplai uap air dari Pasifik Timur ke Pasifik Barat (La Nina) serta suhu muka laut yang lebih hangat dari normalnya, mengakibatkan aktivitas potensi pembentukan awan hujan menjadi lebih signifikan.
Selain itu, adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia selatan Jawa Timur dan di Australia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan kecepatan angin serta daerah pertemuan angin salah satunya di Kalsel.
"Kondisi ini berpotensi memupuk massa uap air dari laut Jawa yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan awan-awan konvektif yang masif di sekitar Kalsel," jelas Shaaimul.
Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum bulan Januari 2022 merupakan puncak musim hujan di Kalsel, sehingga potensi hujan secara masif masih akan sering terjadi pada bulan ini.
Adapun wilayah yang perlu diwaspadai yaitu Kalsel bagian selatan dan barat seperti Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.
"Potensi pasang surut juga masih cukup tinggi antara 2 sampai 2,5 meter di muara sungai Barito dan Kabupaten Kotabaru pada malam hingga dini hari," timpalnya.
Pewarta: Firman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022