"Fujian sangat dekat dengan ASEAN, baik secara geografis maupun historis," kata Dubes.
Dengan kedekatan faktor sejarah dan geografis itu, menurut dia, kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN dengan Provinsi Fujian perlu ditingkatkan.
"Kalau sebelumnya banyak kerja sama di bidang investasi, maka sekarang harus dikembangkan kerja sama ekonomi digital. Fujian 'leading' di area ini," kata Dubes.
Fujian menjadi salah satu poros jalur sutera maritim kuno menujua kawasan Asia Tenggara.
Kaum Tionghoa di negara-negara ASEAN, terutama Singapura, Malaysia, dan Indonesia berasal dari Provinsi Fujian selain juga Provinsi Guangdong yang secara geografis berada di wilayah selatan daratan China sehingga lebih dekat dengan Asia Tenggara.
Wagub Fujian Guo Ningning menyebutkan ada 16 juta kaum perantauan China yang berasal dari daerahnya tersebar di 200 negara.
"Mereka ini menjadi jembatan China dengan negara-negara lain, khususnya ASEAN, sejak dulu kala sampai sekarang," kata politikus perempuan yang juga anggota Komite Tetap Partai Komunis China (CPC) Provinsi Fujian itu.
Fujian, sebut dia, juga menjadi pangkalan utama blok perdagangan bebas China dalam keanggotaannya di Kemitraan Ekonomi Komperehensif Regional (RCEP).
"Di bidang ekonomi digital, kami berada di posisi tiga besar China," kata Guo.
Provinsi Fujian yang juga melahirkan banyak taipan di Asia Tenggara itu juga berkontribusi terhadap peningkatan perdagangan China-ASEAN.
Dalam dua tahun terakhir, ASEAN menjadi mitra dagang terbesar China menggeser posisi Uni Eropa dan Amerika Serikat.
"Kami sekarang juga sedang merealisasikan program kerja sama 'Two Countries Twin Park' dengan Indonesia," katanya.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi Fujian mengusulkan kerja sama "Two Countries Twin Park" yang melibatkan Yuanhong Industrial Park dengan Kawasan Industri Bintn, Kawasan Industri Aviarna, dan Kawasan Industri Batang.
Baca juga: Investor China minta Indonesia buka Konjen di Chongqing, ini alasannya
Baca juga: Dubes Djauhari Oratmangun terima Hassan Wirajuda Award
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022