Kapal ini sedang mengangkut dua kendaraan roda empat, delapan kendaraan roda dua, suku cadang dan sembako.
"Kapal ini (KM 21) menabrak bangkai kapal besi, sehingga bodi kapal bocor dan hampir tenggelam," kata Kepala Pelaksana Harian (Plh) Unit Pelayanan Pelabuhan (UPP) Kelas II Tanjung Selor, Mulyono saat dihubungi di Tarakan, Jumat.
Baca juga: SAR temukan juru mudi tugboat tenggelam
Dia mengatakan KM 21 berangkat dari Tanjung Selor dari pelabuhan Kayan VI menuju Tarakan pada Kamis malam (13/1) pukul 22.00 WITA dengan nahkoda kapal Widi Jasmika.
Kapal ini melewati alur yang selama ini tidak dilewati kapal lain, karena sering kandas. Beberapa nahkoda kapal tidak mengetahui bahwa lokasi tersebut ada bangkai kapal yang tenggelam pada tahun 1983.
"Tidak tahu kenapa kejadiannya kapal ini menabrak kapal karam tersebut, sehingga kapal bocor dan tenggelam di alur itu," kata Mulyono.
Baca juga: WN Malaysia jadi korban kecelakaan speedboat Kaltara
Proses evakuasi pun terus berjalan, muatan yang ada di KM 21 sebagian besar telah dipindahkan ke kapal lain yang datang membantu evakuasi. Lanjutnya, setidaknya terdapat dua kapal yang datang membantu mengapit kanan kiri bodi KM 21 ini.
Dia menjelaskan bahwa teknik yang dilakukan dalam mengevakuasi kapal kayu ini memakai drum kosong. Selain mencegah kapal semakin tenggelam juga bisa digunakan untuk mengangkat kapal sembari mencari cara dan alat yang tepat.
“Ini pakai drum sebagai penahan, beruntung dari insiden tersebut tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian material saja,” kata Mulyono.
Baca juga: Kapal angkut pupuk tujuan Kaltara dilaporkan rusak
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022