"Tahun ini Indonesia menjadi G20 Presidency (Presidensi G20) artinya Indonesia akan memainkan peran sangat strategis dalam membuat kebijakan global terutama bagaimana kita menyelesaikan pandemi COVID-19 ini," kata Nadia dalam Webinar Indonesian Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries di Jakarta, Minggu.
Kebijakan global tersebut juga dapat diarahkan untuk mengantisipasi kemungkinan pandemi-pandemi ke depan dan memperkuat kolaborasi di antara anggota G20 dan dalam ranah global.
Baca juga: Kemenkes catat 748 kasus Omicron hingga 15 Januari 2022
Nadia menuturkan pemerintah harus bersama dengan seluruh masyarakat baik masyarakat nasional maupun global dalam menanggulangi pandemi COVID-19.
Oleh karenanya dalam simposium tersebut, ia mengajak semua pihak untuk semakin memperkuat kolaborasi dalam penanganan COVID-19.
"Kita tentunya akan memainkan peranan sangat penting dalam wahana global untuk penanggulangan COVID-19 dan yang pasti bahwa kesehatan dan ekonomi harus merupakan suatu hal yang bisa kita sama-sama menjadi perhatian," ujarnya.
Itu berarti semua pihak dapat berupaya agar kesehatan dapat mendukung penggerakan ekonomi masyarakat, dan tentunya masyarakat menjaga kesehatannya supaya kondisi-kondisi yang terjadi sebelumnya dan yang menyebabkan harus melakukan rem darurat, tidak terjadi lagi.
Protokol kesehatan juga harus tetap dijalankan, dan target vaksinasi COVID-19 harus segera dicapai, yakni tinggal 17 persen pada dosis pertama dan 42 persen pada dosis kedua.
Baca juga: PHRI Bogor waspadai penyebaran COVID-19 varian Omicron
Baca juga: KTT G20 momentum promosikan pariwisata, sebut Bupati Belitung
Baca juga: RI harus suarakan investasi berkelanjutan untuk petani kecil pada G20
Baca juga: Wamen BUMN: Presidensi G20 dorong transisi energi hijau berkelanjutan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022