Hal itu dikarenakan terdapat dana 11 miliar dollar AS per tahun yang dibelanjakan wisatawan Indonesia ketika berwisata ke luar negeri dari total 11 juta masyarakat.
“Kita sudah meluncurkan kampanye #DiIndonesiaAja. Tapi kita butuh kerja sama seluruh ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif mengarahkan program-programnya untuk wisatawan nusantara, karena kalau kita hanya menunggu wisatawan mancanegara akan memakan waktu," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno di Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.
Sedangkan terkait belum adanya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pasca Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai membuka penerbangan internasionalnya kembali, Kemenparekraf juga berusaha maksimal untuk mengatasi lima persoalan utama yang dinilai masih menjadi kendala berkenaan dengan kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata.
Baca juga: Kemenparekraf fokus pada wisatawan nusantara di 2021
Permasalahan itu diantaranya adalah minimnya penerbangan langsung ke Bali, jumlah negara yg masuk ke dalam re-approve list, karantina, serta visa dan jaminan atau asuransi.
"Jika lima isu ini bisa kami solusikan dan bisa kita atasi maka kita akan dapat mulai menerima wisatawan mancanegara melalui direct flight, dan harapannya ada program asuransi yang lebih bisa diterima oleh para pelaku pariwisata terutama yang untuk in bound," kata Sandiaga Uno.
Pihaknya saat ini sedang berupaya menyusun langkah-langkah strategis dan membentuk tim khusus untuk merumuskan kebijakan yang diharapkan bisa diumumkan segera.
Baca juga: Kemenparekraf revisi target wisatawan mancanegara dan domestik
"Seperti janji tahun lalu Bali sudah dibuka tapi ternyata ada isu Omicron dan beberapa kekhawatiran mengenai pengendalian pandemi, ini satu-satu akan kita urai, akan kita petakan, demi kebangkitan ekonomi di Bali," ungkap Sandiaga Uno.
Ia menambahkan, sebenarnya kondisi Bali saat ini sudah siap menerima wisatawan mancanegara dengan adanya KTT G20. Rencananya, pada bulan Januari ini juga akan ada diselenggarakan rapat koordinasi khusus di tingkat kementerian dan akan dilaporkan kepada Presiden.
"Mudah-mudahan ada kebijakan baru supaya kita bisa mendorong wisatawan mancanegara yang masuk. Tapi dengan adanya omicron kita harus tingkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan karena mayoritas omicron yang sekarang ada di tengah kita ini dari pelaku perjalanan ke luar negeri. Ini yang betul-betul harus kita sikapi dan kita waspadai," ujarnya.
Sandiaga Uno mengimbau, masyarakat agar dapat terus meningkatkan penerapan protokol kesehatan serta menggencarkan vaksinasi dan booster COVID-19, terutama untuk anak-anak usia 6-11 tahun.
"Sehingga kasus COVID-19 yang dipicu oleh Omicron ini tidak mematikan upaya kita untuk membangkitkan ekonomi di Bali," katanya.
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022