Kalau kita bandingkan dengan 2020, 2019, bahkan sampai 2016, surplus neraca perdagangan pada 2021 adalah yang paling tinggi selama lima tahun terakhir
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,02 miliar dolar AS pada Desember 2021 dengan nilai ekspor 22,38 miliar dolar AS dan impor 21,36 miliar dolar AS.
"Kalau kita lihat surplus yang terjadi di Desember 2021 ini merupakan surplus selama 20 bulan beruntun yang selalu mengalami surplus," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers secara virtual, Senin.
Margo menyampaikan komoditi nonmigas penyumbang surplus terbesar adalah lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Sedangkan perdagangan Indonesia dengan tiga negara yang mengalami surplus terbesar yakni dengan Amerika Serikat yang surplus 1,7 miliar dolar dengan komoditas ekspor terbesar yakni pakaian dan aksesori rajutan serta pakaian dan aksesori bukan rajutan.
Kemudian perdagangan RI dengan Filipina mengalami surplus 672,5 juta dolar AS dengan komoditas utama bahan bakar mineral dan bagiannya.
Baca juga: Mendag proyeksi surplus neraca perdagangan RI capai 37 miliar dolar
Sedangkan perdagangan Indonesia dengan India mengalami surplus 548,1 juta dolar AS dengan komoditas utama bahan bakar mineral, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Kendati demikian neraca perdagangan Indonesia dengan beberapa negara mengalami defisit yakni dengan China mengalami defisit 1,1 miliar dolar AS yang disebabkan oleh mesin dan peralatan elektronik, serta mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya.
Selain itu defisit neraca perdagangan RI juga terjadi dengan Australia sebesar 677,7 juta dolar AS karena perdagangan bahan bakar mineral dan sirelia.
Kemudian perdagangan dengan Thailand juga mengalami defisit perdagangan sebesar 313,7 juta dolar AS, di mana penyumbang defisit yang utama adalah plastik dan barang dari plastik, serta mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya.
Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia selama 2021 mengalami surplus sebesar 35,34 miliar dolar AS.
"Kalau kita bandingkan dengan 2020, 2019, bahkan sampai 2016, surplus neraca perdagangan pada 2021 adalah yang paling tinggi selama lima tahun terakhir," tukas Margo.
Diketahui neraca perdagangan pada 2020 tercatat surplus 21,74 miliar dolar AS, setelah sempat defisit 2019 defisit 3,2 miliar dolar AS, 2018 defisit 8,57 miliar dolar AS, 2017 surplus 11,84 miliar, dan 2016 surplus 8,87 miliar.
Baca juga: Wamendag: Perjanjian dagang tingkatkan surplus neraca perdagangan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022