Berjemur Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara

28 Juni 2011 15:09 WIB
Berjemur Bisa Mengurangi Risiko Kanker Payudara
Berjemur-ilustrasi (ANTARANEWS/Ardika)
London (ANTARA News) - Penelitian baru menyebutkan menghabiskan rata-rata tiga jam sehari terpapar sinar matahari bisa mengurangi risiko kanker payudara hingga 50 persen.

Penelitian itu dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiology, seperti dikutip Daily Mail. Riset itu merupakan yang terkini dalam serangkaian studi yang menunjukkan paparan sinar matahari secara rutin bisa memiliki efek anti-kanker dengan merangsang produksi vitamin D dalam kulit.

Tes laboratorium menunjukkan sel-sel payudara mampu mengubah vitamin D menjadi hormon yang memiliki sifat anti-kanker. Para peneliti Kanada membandingkan 3.101 penderita kanker payudara dengan 3.471 perempuan sehat yang tidak mengidap tumor.

Setiap partisipan ditanya seberapa banyak waktu yang mereka habiskan di luar ruangan antara April dan Oktober selama empat tahap hidup mereka: masa remaja, usia dua puluhan dan tiga puluhan, empat puluhan dan lima puluhan dan dari usia 60 hingga 74.

Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang setidaknya terpapar sinar matahari 21 jam dalam satu minggu dalam masa remaja mereka 29 persen kecenderungan untuk mengidap kanker lebih sedikit daripada mereka yang mendapat sinar matahari satu jam sehari.

Bagi perempuan yang menghabiskan waktu paling banyak di luar ruangan pada usia empat puluhan dan lima puluhan, risikonya turun 26 persen dan bagi mereka yang diatas 60 tahun, sinar matahari mengurangi risiko tumor sebanyak 50 persen.

Sementara itu, satu penelitian menemukan para pria yang mendapat jumlah vitamin D yang direkomendasikan kecenderungan untuk mendapat serangan jantung atau stroke lebih sedikit.

Riset yang dilakukan di Amerika Serikat itu mengikuti hampir 119.000 orang dewasa selama dua dekade. Hasilnya menemukan bahwa para pria yang setidaknya mendapat 600 IU (International Unit) vitamin D vitamin D per hari 16 persen lebih sedikit kemungkinannya untuk mengambangkan gangguan jantung atau stroke daripada para pria yang mendapat kurang dari 100 IU. Tetapi, para periset di Harvard School of Public Health tidak menemukan pola itu di antara perempuan,

IU merupakan satuan untuk mengukur aktivitas biologi, pengaruh atau senyawa dalam ilmu farmasi).

Para pakar memperingatkan kedua penemuan itu harus berimbang dalam pengertian risiko kanker kulit dari paparan sinar matahari.
(ENY)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011