Hal tersebut menyesuaikan kebijakan pemerintah pada tahun 2022.
"Nanti akan melibatkan kemitraan dengan masyarakat. Pada kesempatan itu pendamping juga bisa mengikuti pelatihan karena mereka juga banyak yang tingkat ekonominya kurang," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta, Selasa.
Risma mengatakanbahwa upaya treatment tersebut dengan harapan dalam kurun waktu 1 tahun dapat membuat keluarga tersebut keluar dari kemiskinan.
Mensos mengaku sudah menerapkan hal tersebut terhadap beberapa keluarga.
Data Kementerian Sosial pada tahun 2021 tercatat keluarga muda berusia di bawah 40 tahun penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 4.636.670 PM.
Sementara itu, keluarga muda berusia di bawah usia 40 tahun penerima BPNT PPKM tercatat 2.513.351 PM.
Jika tidak ada PPKM lagi, kata Risma, keluarga tersebut masih bisa bekerja dan berdaya dengan diberikan pelatihan.
Untuk keluarga penerima BPNT dan PKH reguler, Risma menargetkan dalam setahun terakhir dapat keluar dari data penerima bantuan dengan cara diberdayakan.
"Jadi, kami treatment mereka bagaimana mereka punya usaha, kami menggandeng beberapa lembaga untuk bagaimana mengeluarkan mereka. Contohnya bagaimana memasarkan dengan menggunakan marketing digital," ujar Risma.
Dengan upaya tersebut, Risma menargetkan dalam 6 bulan program kewirausahaan dan pemberdayaan tersebut sudah terlaksana pada sekitar 50 persen.
Baca juga: Kemensos siapkan pusat komando untuk verifikasi penerima bansos
Baca juga: Kemensos masukkan kelompok rentan penerima BPNT PPKM ke reguler
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022