Rencana tersebut diresmikan saat upacara penandatanganan nota kesepahaman (MOU) pada Selasa (18/1) yang dihadiri oleh Airbus, otoritas Chengdu, perusahaan pembongkaran pesawat asal Prancis -- Tarmac Aerosave, dan anak perusahaan Airbus -- Satair.
Pihak perusahaan mengatakan bahwa pusat transisi pesawat di Chengdu itu merupakan proyek daur ulang pesawat pertama di luar Eropa yang diinvestasikan langsung oleh Airbus.
CEO Airbus China, George Xu, mengatakan bahwa proyek tersebut sejalan dengan strategi pembangunan hijau China dan akan membantu mempromosikan pembangunan berkelanjutan dari industri penerbangan, sembari meningkatkan efisiensi daur ulang pesawat dan material-material kedirgantaraan.
Dengan total nilai investasi tak kurang dari 6 miliar yuan (sekitar Rp13,58 triliun), fasilitas transisi pesawat yang diusulkan tersebut diperkirakan dapat mulai beroperasi pada September 2023.
Pusat transisi pesawat tersebut nantinya akan mencakup area seluas 61 hektare, dengan kapasitas penyimpanan 125 pesawat, seperti disampaikan Airbus pada sebuah konferensi pers setelah upacara penandatanganan MoU.
Menurut rencana itu, proyek tersebut diperkirakan dapat menyimpan 685 pesawat dan membongkar 98 pesawat hingga 2030, dengan perkiraan skala industri mencapai 21,07 miliar yuan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022