Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta warga yang tergolong sebagai kelompok rentan seperti warga lanjut usia dan orang dengan komorbid atau penyakit penyerta mengurangi interaksi dengan orang lain guna menghindari penularan virus corona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron.
"Secara spesifik orang-orang pada kelompok rentan dimohon untuk mengurangi frekuensi interaksi dengan kontak erat, mengurangi berpergian ke tempat yang ramai atau kerumunan, terutama bagi mereka yang tidak memungkinkan untuk divaksin," kata Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis malam.
Di samping warga lanjut usia dan penderita komorbid, ia mengatakan, orang yang belum mendapat vaksinasi COVID-19 serta pekerja di sektor pelayanan publik dengan aktivitas tinggi seperti tenaga kesehatan juga lebih berisiko terserang Omicron.
Wiku mengatakan bahwa pemerintah sudah menganjurkan warga lebih banyak bekerja dari rumah dan mengurangi mobilitas guna mencegah peningkatan penularan COVID-19, termasuk yang disebabkan oleh varian Omicron.
Dia menekankan pentingnya pemerintah daerah serta penyelenggara kegiatan mencermati detail pedoman protokol kesehatan di setiap sektor kegiatan guna mencegah peningkatan penularan virus corona beserta varian-variannya.
"Terus melakukan pengendalian COVID-19 lainnya, khususnya bagi daerah-daerah dengan kasus COVID-19 dan intensitas mobilitas (warga) yang tinggi," katanya.
Wiku juga mengatakan bahwa pemerintah berupaya menekan penularan COVID-19 dengan menerapkan kebijakan efektif berdasarkan data dan fakta ilmiah.
"Mari kita bersama-sama bertahan untuk melawan COVID-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap produktif beraktivitas dengan hati-hati," katanya.
Menurut Kementerian Kesehatan hingga Kamis pagi total ada 882 kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron di Indonesia dan kebanyakan kasus terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa 710 kasus infeksi Omicron terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri, 161 kasus terjadi akibat transmisi lokal, dan 11 kasus belum diketahui sumber penularannya.
Nadia juga mengatakan bahwa hampir 80 persen dari pasien yang terinfeksi Omicron sudah mendapatkan suntikan dua dosis vaksin COVID-19 dan tidak mengalami gejala berat.
Baca juga:
RSDC Wisma Atlet rawat 517 pasien terinfeksi Omicron
Kasus infeksi Omicron di Indonesia capai 882
"Secara spesifik orang-orang pada kelompok rentan dimohon untuk mengurangi frekuensi interaksi dengan kontak erat, mengurangi berpergian ke tempat yang ramai atau kerumunan, terutama bagi mereka yang tidak memungkinkan untuk divaksin," kata Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis malam.
Di samping warga lanjut usia dan penderita komorbid, ia mengatakan, orang yang belum mendapat vaksinasi COVID-19 serta pekerja di sektor pelayanan publik dengan aktivitas tinggi seperti tenaga kesehatan juga lebih berisiko terserang Omicron.
Wiku mengatakan bahwa pemerintah sudah menganjurkan warga lebih banyak bekerja dari rumah dan mengurangi mobilitas guna mencegah peningkatan penularan COVID-19, termasuk yang disebabkan oleh varian Omicron.
Dia menekankan pentingnya pemerintah daerah serta penyelenggara kegiatan mencermati detail pedoman protokol kesehatan di setiap sektor kegiatan guna mencegah peningkatan penularan virus corona beserta varian-variannya.
"Terus melakukan pengendalian COVID-19 lainnya, khususnya bagi daerah-daerah dengan kasus COVID-19 dan intensitas mobilitas (warga) yang tinggi," katanya.
Wiku juga mengatakan bahwa pemerintah berupaya menekan penularan COVID-19 dengan menerapkan kebijakan efektif berdasarkan data dan fakta ilmiah.
"Mari kita bersama-sama bertahan untuk melawan COVID-19 dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan dan tetap produktif beraktivitas dengan hati-hati," katanya.
Menurut Kementerian Kesehatan hingga Kamis pagi total ada 882 kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron di Indonesia dan kebanyakan kasus terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa 710 kasus infeksi Omicron terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri, 161 kasus terjadi akibat transmisi lokal, dan 11 kasus belum diketahui sumber penularannya.
Nadia juga mengatakan bahwa hampir 80 persen dari pasien yang terinfeksi Omicron sudah mendapatkan suntikan dua dosis vaksin COVID-19 dan tidak mengalami gejala berat.
Baca juga:
RSDC Wisma Atlet rawat 517 pasien terinfeksi Omicron
Kasus infeksi Omicron di Indonesia capai 882
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022