Saham-saham Inggris berakhir melemah tajam pada perdagangan Jumat waktu setempat (21/1), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergelincir 1,20 persen atau 90,88 poin, menjadi menetap di 7.494,13 poin.
Indeks FTSE 100 turun tipis 0,06 persen atau 4,65 poin menjadi 7.585,01 poin pada Kamis (20/1), setelah terangkat 0,35 persen atau 26,11 poin menjadi menetap di 7.589,66 poin pada Rabu (19/1), dan merosot 0,63 persen atau 47,68 poin menjadi 7.563,55 poin pada Selasa (18/1).
Dari 100 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang menjadi komponen indeks FTSE 100, hanya sembilan saham yang berhasil memperoleh keuntungan, sementara 90 saham mengalami kerugian dan satu saham diperdagangkan tidak berubah.
Entain, perusahaan penyelenggara taruhan olahraga dan perjudian yang beroperasi secara daring dan ritel, mencatat kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terperosok 5,16 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang terintegrasi secara vertikal Evraz yang anjlok 4,18 persen, serta perusahaan investment trust Inggris yang diperdagangkan secara publik Scottish Mortgage Investment Trust terpangkas 3,86 persen.
Sementara itu, British American Tobacco, perusahaan multinasional Inggris yang memproduksi dan menjual rokok, tembakau, dan produk nikotin lainnya bersama perusahaan rumah mode mewah Inggris Burberry masing-masing terangkat 0,79 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.
Disusul oleh saham perusahaan industri farmasi berbasis penelitian GlaxoSmithKline yang menguat 0,65 persen, serta perusahaan produsen barang-barang konsumsi, makanan, deterjen, wewangian, kecantikan dan produk perawatan pribadi Unilever naik 0,53 persen.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022