Keterangan pers diterima di Jakarta, Sabtu, menyatakan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga tingkat desa, Proyek Land4Lives akan membantu memperbaiki tata kelola dan pengelolaan bentang lahan melalui kebijakan pembangunan hijau dan memperkuat ketahanan pangan.
Selain itu juga meningkatkan penghidupan petani kecil, masyarakat miskin dan kelompok perempuan kepala rumah tangga di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Untuk menandai Land4Lives dimulai, ICRAF menyelenggarakan webinar dan bincang-bincang, di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Pembicara kunci adalah Plt. Deputi Menteri Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto, selain Kuasa Usaha Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Richard Le Bars, dan Direktur ICRAF Indonesia, Dr Sonya Dewi. Proyek dengan total nilai 16,8 juta dolar Kanada (Rp192 miliar) akan berlangsung pada 2021-2026 dan sepenuhnya dibiayai Global Affairs Canada.
Baca juga: ICRAF: Agroforestri salah satu upaya capai FoLU Net Sink 2030
Baca juga: Peneliti muda Sumsel lahirkan dokumen Peta Jalan Gambut Lestari
Dalam sambutannya, Rudiyanto menyampaikan apresiasi kepada Global Affairs Canada dan ICRAF Indonesia atas Land4Lives yang juga akan meningkatkan kapasitas perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan serta evaluasi kebijakan dalam pengelolaan lahan di provinsi target.
Selain itu, proyek ini akan memperkuat koordinasi yang lebih efektif antara pemerintah pusat dan daerah.
“Saya percaya kerja sama ini dapat berkontribusi pada upaya pemerintah untuk mencapai target pembangunan nasional dan membantu masyarakat rentan untuk memperkuat penghidupan mereka melalui bentang yang lestari dan praktik pertanian cerdas iklim,” ujar dia.
Sementara Le Bars mengatakan di bawah kebijakan Feminist International Assistance Policy, ini adalah proyek iklim unggulan Kanada dengan Indonesia yang mewakili upaya nyata pemerintah Kanada mewujudkan komitmen internasional untuk pembiayaan iklim negara-negara berkembang guna mendukung transisi ke arah pembangunan berkelanjutan dan berketahanan iklim.
Bagi Kanada, kata dia, upaya perubahan iklim lebih efektif ketika perempuan dan anak-anak perempuan memiliki peran aktif dalam merancang, mengembangkan dan menerapkan respons perubahan iklim dan lingkungan.
Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kesetaraan gender serta memberdayakan perempuan, termasuk perempuan petani dan para perempuan kepala keluarga.
Kegiatan Land4Lives dirancang untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mencapai Prioritas Pembangunan Nasional, yaitu tentang penguatan penyediaan akses dan mutu suplai pangan, upaya pemerintah dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim; dan pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan peraturan yang dihasilkan pemerintah daerah.
Perwakilan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur yang hadir dalam webinar menyambut baik dan terlibat dalam pelaksanaan proyek.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Sumatera Selatan, Regina Ariyanti, menyaran agar Land4Lives bisa selalu menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten serta semua pihak terkait di Sumatera Selatan.
"Hanya dengan bergandengan tangan kita bisa memastikan tujuan Land4Lives tercapai," ucapnya
Adapun Dewi menyatakan Land4Lives sejalan dengan visi dan misi organisasinya, World Agroforestry (ICRAF) Indonesia. Akses yang setara untuk semua orang dalam memperoleh penghidupan yang layak melalui lanskap yang sehat, produktif, dan lestari.
"Kami merasa terhormat mendapat kepercayaan untuk melaksanakan proyek ini karena ini menunjukkan dukungan penuh kami untuk upaya pemerintah dalam memperkuat penghidupan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup," ujarnya.*
Baca juga: IPB University perbarui kerja sama dengan CIFOR-ICRAF
Baca juga: ICRAF sebut jutaan liter air tanah DAS Rejoso Pasuruan terbuang
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022