Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro, di Surabaya, Sabtu, mengatakan jajaran DLH langsung terjun ke lokasi mengambil sampel air waduk untuk dilakukan uji laboratorium.
"Tadi kami bersama PT SIER sudah terjun ke lokasi dan mengambil sampel. Jadi, PT SIER mengambil sampel untuk diujikan di laboratoriumnya sendiri, dan kami juga mengambil sampel untuk kami uji di Labkesda," katanya.
Menurut Hebi, saat terjun ke lokasi tadi, timnya juga sempat melakukan pengujian sampel dengan menggunakan alat uji portable. Hasilnya, diketahui bahwa Dissolved Oxygen (DO) masih dalam batas normal, dan ini menunjukkan bahwa ikan mati bukan karena pencemar organik.
Baca juga: Anomali cuaca akibatkan ribuan ikan di waduk SIER Surabaya mati
Baca juga: Kurang oksigen, jumlah ikan mati di Danau Maninjau menjadi 1.455 ton
Namun, lanjut dia, Chemical Oxygen Demand (COD) tinggi, dan Biological Oxygen Demand (BOD) masih diuji laboratorium.
"Uji laboratorium ini butuh waktu sekitar sepekan lebih, kami akan terus berkoordinasi dengan Labkesda supaya bisa dipercepat, Yang pasti tadi sudah kami masukkan sampel ke Labkesda," katanya.
Selain itu, kata dia, timnya juga langsung menyusuri sekitaran waduk untuk menelusuri dugaan industri yang melepas limbah ke waduk.
Ia juga menegaskan bahwa apabila diketahui ada industri yang melepas limbah ke waduk, ada beberapa tahapan yang akan dilakukan dan itu sudah ada aturannya, termasuk sanksinya.
"Jadi, kita tunggu hasil uji laboratorium dulu," katanya. (*)
Baca juga: Ikan Danau Maninjau mati bertambah menjadi 552 ton
Baca juga: Ikan mati di Danau Maninjau bertambah jadi 362 ton
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022