• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah mulai tawarkan ORI-021 untuk biayai APBN 2022

Pemerintah mulai tawarkan ORI-021 untuk biayai APBN 2022

24 Januari 2022 12:42 WIB
Pemerintah mulai tawarkan ORI-021 untuk biayai APBN 2022
Tangkapan layar Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman dalam Peluncuran ORI-021 secara daring, Senin (24/1/2022). (ANTARA/Sanya Dinda)

Dengan membeli ORI-021 kita berpartisipasi secara aktif membangun negeri karena hasil penawaran ORI-021 akan dipakai untuk membiayai APBN, dipakai untuk membeli vaksin, membiayai penanganan COVID-19, dan pendidikan masyarakat.

Pemerintah mulai menawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri 021 (ORI-021) kepada masyarakat yang hasilnya akan digunakan untuk memenuhi target pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, termasuk membiayai penanganan pandemi COVID-19.

“Dengan membeli ORI-021 kita berpartisipasi secara aktif membangun negeri karena hasil penawaran ORI-021 akan dipakai untuk membiayai APBN, dipakai untuk membeli vaksin, membiayai penanganan COVID-19, dan pendidikan masyarakat," kata Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman pada peluncuran virtual ORI-021 di Jakarta, Senin.

Pemerintah menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel ORI-021 mulai 24 Januari hingga 17 Februari 2022 dengan tingkat kupon mencapai 4,90 persen per tahun.
Penerbitan ORI seri 021 ini mempunyai tenor tiga tahun yang jatuh tempo pada 15 Februari 2025. Masyarakat dapat membeli obligasi ritel ini dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum Rp2 miliar.

Baca juga: Kemenkeu: Fintech berperan penting edukasi masyarakat soal investasi

Luky menjelaskan ORI-021 dapat dibeli dengan menghubungi 28 mitra distribusi secara daring untuk melakukan empat tahap yaitu pendaftaran, pemesanan, pembayaran, dan penyelesaian atau konfirmasi.

Sebanyak 28 mitra distribusi terdiri dari 18 bank umum, tiga perusahaan efek, dan tujuh perusahaan teknologi berbasis finansial (tekfin).
Bank umum tersebut antara lain Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, Bank HSBC Indonesia, Bank Mandiri, dan Maybank Indonesia.

Kemudian, Bank Negara Indonesia, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank Permata, Bank Tabungan Negara, Bank UOB Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Victoria International dan Standard Chartered Bank Indonesia.

Baca juga: CEO Bibit: Investasi di SBN wujud masyarakat dukung pemulihan ekonomi

Tiga perusahaan efek yaitu BRI Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia.

Selain itu perusahaan tekfin yang menawarkan ORI021 terdiri dari empat agen penjual efek reksa dana yakni Bareksa Portal Investasi, Bibit Tumbuh Bersama, Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+), dan Star Mercato Capitale (Tanamduit).

Terakhir tiga perusahaan tekfin peer-to-peer lending yaitu Investree Radhika Jaya (Investree), Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku), dan Lunaria Annua Teknologi (Koinworks).
Luky menambahkan bahwa tahun ini pemerintah berencana menawarkan enam seri SBN ritel baik yang bersifat konvensional maupun syariah secara daring dengan diawali penawaran perdana ORI seri 021 ini.

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022