"Kami pastikan pasien berinisal ZS (51) bukan warga Cilacap. Yang bersangkutan adalah warga Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, yang singgah di Cilacap," katanya saat konferensi pers di Rumah Dinas Bupati Cilacap, Senin.
Ia mengatakan berdasarkan kronologi yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap, ZS diketahui melakukan perjalanan dari Jakarta untuk menemui salah seorang koleganya di Cilacap pada 4 Januari 2022.
Menurut dia, ZS yang turun di salah satu stasiun yang ada di Kabupaten Cilacap segera menumpang ojek konvensional menuju penginapan.
"Akan tetapi Bapak ZS bilang tidak ingat lokasi menginapnya, nama penginapannya, tidak ada kuitansi pembayarannya," kata bupati.
Keesokan harinya, 5 Januari,, kata dia, ZS mendatangi Rumah Sakit Pertamina Cilacap untuk menjalani tes PCR karena yang bersangkutan akan pulang ke Medan melalui Bandara Yogyakarta.
Akan tetapi sebelum hasil tes PCR-nya keluar, lanjut dia, ZS sudah berangkat ke Yogyakarta karena dijemput oleh saudaranya.
"Oleh karena hasil tes PCR-nya positif, Pak ZS kemudian menjalani isolasi mandiri di tempat saudaranya yang berlokasi di Godean, Kabupaten Sleman. Kondisinya baik dan tanpa gejala," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Cilacap pada Jumat (21/1) menerima hasil pemeriksaan sampel whole genome sequence (WGS) atas nama pasien berinisial ZS dan yang bersangkutan dinyatakan terkonfirmasi varian omicron.
Terkait dengan hal itu, bupati mengimbau masyarakat Kabupaten Cilacap untuk tidak lengah dan tetap waspada serta disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
"Jaga jarak, hindari kerumunan, selalu memakai masker, selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Bagi yang belum divaksin agar segera ikuti vaksinasi, semoga pandemi COVID-19 segera berakhir," katanya.
Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Eko Widiantoro mengatakan pihaknya akan lebih selektif dalam melakukan upaya penegakan protokol kesehatan, khususnya di tempat-tempat rawan terjadinya kerumunan yang dapat meningkatkan penyebaran COVID-19.
Menurut dia, pihaknya akan segera menggelar rapat dengan Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap terkait dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan penegakan protokol kesehatan.
"Sebelum ini (kasus omicron, red.) merebak, kami, minimal melakukan upaya-upaya pencegahan secara maksimal," katanya.
Saat disinggung mengenai penambahan jumlah kasus positif COVID-19 di Cilacap dalam dua pekan terakhir, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi mengatakan peningkatan tracing tidak boleh dianggap sebagai penyebab kenaikan kasus.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya harus meningkatkan kegiatan tracing dan testing secara optimal.
"Jadi, peningkatan di dua minggu terakhir ini memang karena adanya peningkatan jumlah pelaku perjalanan, terutama pelaku perjalanan luar negeri. Kita tahu, dua kasus terakhir itu adalah pelaku perjalanan dari Korea Selatan," katanya.
Menurut dia, dua pelaku perjalanan dari Korea Selatan tersebut ternyata positif COVID-19 dan ketika dilakukan tracing, masing-masing terhadap minimal 15 orang di sekitarnya, ditemukan lagi dua orang yang positif.
"Artinya, kami betul-betul menguatkan tracing dan testing untuk bisa mendeteksi secara dini ketika terjadi transmisi lokal. Memang saat ini ada peningkatan kasus di mana penyebabnya salah satunya adalah semakin banyaknya pelaku perjalanan yang masuk ke Cilacap," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Polisi Iqbal Alqudusy mengatakan terdapat sembilan pasien COVID-19 di provinsi itu yang terkonfirmasi positif varian omicron.
"Dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS), ada sembilan pasien yang terkonfirmasi varian omicron," kata Iqbal, dalam siaran pers di Semarang, Jumat (21/1).
Kesembilan pasien itu, lanjut dia, tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Cilacap, Pekalongan, dan Sukoharjo.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022