Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya, Jawa Timur, menggelar operasi pasar di tiga titik, Selasa, untuk mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.Operasi pasar itu kami gelar di tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Tandes.
"Operasi pasar itu kami gelar di tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Tandes," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos.
Menurut dia, di titik pertama, Dinkopumdag menyasar Kantor Kelurahan Tandes di Jalan Darmo Indah Blok K No 10 Surabaya. Sedangkan di titik kedua, berada di Balai RW 05, Jalan Balongsari Tama dan ketiga di Kantor Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes.
Baca juga: Gubernur Jatim minta satgas pangan pastikan harga minyak goreng
Dalam operasi pasar yang digelar hari ini, lanjut dia, pihaknya menyediakan 85 karton/ 1.020 liter minyak goreng di Kantor Kecamatan Tandes, 85 karton/ 1.020 liter di Balai RW 05 Jalan Balongsari Tama dan 80 karton/ 960 liter di Kantor Kelurahan Manukan Kulon.
Pria yang akrab disapa Yos itu menjelaskan bahwa operasi pasar ini sudah digelar beberapa kali di Kota Pahlawan. Sebelumnya digelar di Kecamatan Genteng, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Gayungan serta di Pasar Wonokromo, yang dihadiri langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi serta Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
"Kami melakukan operasi pasar minyak goreng itu sebetulnya sudah lama, sejak minggu lalu sebelum Kemenko RI turun di Pasar Wonokromo, saat itu Pak Wali Kota juga hadir," kata Yos.
Baca juga: Bulog sudah jual minyak goreng Rp14 ribu per liter
Bahkan, Wali Kota Eri turun untuk kedua kali memantau peredaran minyak goreng di toko ritel modern pada Minggu (23/1) lalu. Pantauan ini dilakukan untuk memastikan harga minyak goreng yang beredar di Kota Surabaya tetap stabil dan sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 14.000 per liter.
Selain melakukan pemantauan stok dan harga minyak goreng di pasaran, kata dia, Dinkopumdag juga kembali menggelar operasi pasar hingga 28 Januari 2022 mendatang.
"Totalnya, hingga sekarang operasi pasar sudah digelar di 10 kecamatan lebih. Kalau sampai tanggal 28 Januari ternyata masih ada (kenaikan harga), kita gerakkan lagi," ujar Yos.
Seperti yang dijelaskan oleh Yos sebelumnya, operasi pasar di kecamatan se-Kota Surabaya ini, bertujuan untuk memberikan kemudahan masyarakat mendapat minyak goreng. Saat ini beberapa pasar dan toko ritel mulai kehabisan stok minyak goreng.
Baca juga: Pemkot Surabaya pantau harga minyak goreng di ritel modern
Untuk mendapatkan minyak goreng pada saat operasi pasar, kata dia, masyarakat diminta untuk membawa fotokopi KTP yang ditunjukkan kepada petugas kecamatan dan kelurahan. Setelah itu, per orang hanya diperbolehkan membeli minyak goreng maksimal 2 liter, dengan harga per liter Rp 14.000.
"Kami batasi pembeliannya. Per kotak isinya 12 liter, di tiap kelurahan ada 100 kotak minyak goreng. Artinya ada 1.200 liter minyak goreng per kelurahan," ujarnya.
Untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng, dia juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim, Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim, dan distributor minyak goreng.
"Kalau masih ada kenaikan harga, kami tetap gelar operasi pasar. Kami juga akan mengundang stakeholder yang berkaitan dengan minyak goreng," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022