Satelit Rekam 12 Titik Api di Kotabaru

9 Juli 2011 09:32 WIB
Satelit Rekam 12 Titik Api di Kotabaru
Ilustrasi (ANTARA/SENO SOEGONDO)
Kotabaru (ANTARA News) - Satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) berhasil merekam 12 titik api (hot spot) di wilayah Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.

"Belum diketahui secara pasti titik api tersebut berasal dari kawasan hutan atau lahan milik masyarakat," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah I Semaras, Kotabaru, Ali Aripin, Sabtu.

Banyak ditemukan kebakaran, tetapi setelah didatangi, ternyata kebakaran tersebut dilakukan warga untuk membersihkan lahan, bukan di kawasan hutan, tambahnya.

Ditemukannya 12 titik api tersebut, lanjut Ali, disampaikan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan saat bersosialisasi ke Kotabaru.

Ia mengakui, sejak menurunnya curah hujan akhir-akhir ini, banyak menemukan warga Kotabaru melakukan pembakaran lahan dalam membersihkan lahan pertanian.

"Banyak warga di wilayah Pulau Laut Tengah, Pulau Laut Utara dan daerah lain melakukan pembakaran lahan untuk membersihkan lahan pertanian," katanya.

Membakar lahan adalah cara paling efektif dalam membersihkan lahan, selain biayanya murah juga lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain.

Ali mengaku, hingga saat ini belum menerima laporan adanya kebakaran hutan di wilayah Kotabaru.

Namun demikian, ia tetap waspada dan sigap dalam melakukan pemadaman jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan.

Kepala Bidang Tataguna dan Bina Produksi Hutan Dinas Kehutanan Kotabaru H Sukrowardi mengatakan, saat menjabat pelaksana tugas Kepala Dinas Kehutanan Kotabaru (28/6) mulai melakukan sosialisasi tentang kebakaran hutan dan lahan dengan dinas kehutanan provinsi kepada masyarakat di Semaras, Pulau Laut Barat, Kotabaru.

"Jauh-jauh hari kita sudah mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, dengan melakukan sosialisasi di daerah yang rawan terjadinya kebakaran," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat dalam membersihkan lahan tidak menggunakan cara dibakar, tetapi membersihkan lahan dengan cara dikumpulkan atau ditimbun.

Cara tersebut, menurut dia, akan menambah humus dan unsur hara pada lahan pertanian sehingga dapat menambah kesuburan lahan.

Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun luas kawasan hutan lindung di Kotabaru sekitar 139.645 hektare (ha), suaka alam seluas 72.653 ha, dan hutan produksi terbatas 11.651 ha.

Serta kawasan hutan produksi tetap sekitar 295.065 ha dan kawasan hutan konversi seluas 27.982 ha.

(ANTARA/S026)


Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011