Dikutip dari keterangan pers, Rabu, BI-FAST merupakan bagian penting dari inisiatif modernisasi digital di Indonesia dan merupakan inti dari Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia, SPI 2025.
SPI 2025 bertujuan untuk mengubah infrastruktur pembayaran di Indonesia, mengintegrasikan sektor ekonomi dan keuangan digital, serta memenuhi tuntutan publik akan sistem pembayaran yang cepat, mudah, aman, terjangkau, dan dapat diandalkan.
Baca juga: BI kaji dua opsi penyebaran rupiah digital
"ACI dan Bank Indonesia bersama-sama telah menciptakan salah satu sistem pembayaran real-time yang paling aman dan yang paling future-proof di dunia, yang akan membantu mengakselerasi perekonomian digital Indonesia dan memperkenalkan sektor keuangan formal kepada jutaan masyarakat yang belum memiliki rekening bank (unbanked)," kata Managing Director, APAC, ACI Worldwide, Leslie Choo.
Bank Indonesia dan ACI mampu mengimplementasikan BI-FAST dalam waktu kurang dari sembilan bulan saja, menjadikannya salah satu implementasi dalam skala nasional tercepat yang tercatat dalam sejarah.
Saat rampung, inisiatif besar ini akan meliputi 135 bank, merchant, serta penyedia layanan pembayaran, sehingga menjadi salah satu inisiatif pembayaran real-time terbesar dunia.
Fase pertama inisiatif nasional ini sudah berjalan dengan melibatkan lebih dari 20 bank di Indonesia, di mana perusahaan yang berpartisipasi dapat mengakses serangkaian layanan utama berupa credit transfer real time 24/7 dengan penyelesaian transaksi secara real-time di level bank dan nasabah.
Baca juga: BI catat transaksi uang elektronik tumbuh 55,54 persen Oktober 2021
Lebih lanjut, pengidentifikasi unik (proxy address) untuk menyederhanakan, mengamankan, dan memfasilitasi pembayaran, serta pendeteksian upaya-upaya penipuan (fraud) secara terintegrasi.
Teknologi Low Value Real-Time Payments dari ACI telah mendorong central infrastructure hub di Bank Indonesia menghubungkan lebih dari 100 penyedia skema pembayaran.
ACI juga menyediakan akses langsung ke infrastruktur inti real-time, menjadikannya pondasi layanan-layanan masa depan seperti Request to Pay (R2P), eMandates, direct debit, dan pembayaran lintas batas (cross-border payments).
Pembayaran digital mendapat perhatian cukup besar di Indonesia dan digunakan secara rutin oleh lebih dari separuh (55 persen) konsumen dalam negeri.
Pertumbuhan yang pesat selama setahun terakhir menunjukkan pergeseran yang besar menuju pembayaran digital yang dipicu pandemi di Indonesia. Pemerintah mengharapkan pengadopsian pembayaran real-time yang lebih besar lagi, serta terus mendorong berbagai ambisi dalam perekonomian digital.
Baca juga: BI: Nilai transaksi digital banking naik 45,64 persen pada 2021
Baca juga: Gubernur BI paparkan kebijakan 2022 dukung pesatnya keuangan digital
Baca juga: BI nilai QRIS jadi "game changer" percepat adaptasi ekonomi digital
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022