"Dikejutkan dengan adanya varian baru yang disebut Omicron yang akan mengganggu keselamatan kita, MUI mengimbau kepada seluruh umat dan warga bangsa untuk mematuhi Prokes," ujar Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas dalam siaran yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Anwar mengatakan berdasarkan keterangan para ahli varian Omicron dapat menular lebih cepat ketimbang varian sebelumnya. Bahkan sejumlah negara merasakan dampak dari varian baru ini dengan terjadinya lonjakan angka kasus harian positif COVID-19.
Maka dari itu, upaya yang mudah dan murah agar terhindar dari penularan COVID-19 yakni disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker ketika keluar rumah, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, hingga mengurangi mobilitas yang tak perlu.
Baca juga: MUI mengingatkan masyarakat jangan panik dan tetap waspada Omicron
Baca juga: DKI kebut vaksinasi "booster" guna dukung agenda G20
"Para ahli dan pemerintah selalu mengingatkan dan mengimbau untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas dan menghindari keramaian," kata dia.
Di samping itu, ia mengimbau kepada pengelola ruang-ruang publik agar mengikuti petunjuk dari pemerintah serta terus memantau perkembangan penularan untuk kemudian dijadikan acuan dalam menerapkan kebijakan.
"Kalau seandainya mengikuti acara-acara, saya minta acara tersebut memperhatikan prokes yang ada," katanya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah sudah menyiapkan 80 ribu tempat tidur di berbagai rumah sakit untuk penanganan pasien COVID-19 khususnya penyebaran varian Omicron.
"Rumah sakit kita sudah siap untuk 80 ribu bed, sudah terisi 5 ribu jadi masih ada room dan itu masih dinaikkan kembali jadi 150 ribu tempat tidur. Untuk oksigen, obat-obatan dan tenaga kesehatan disiapkan dan mudah-mudahan tidak dibutuhkan karena kami berharap yang masuk RS akan lebih rendah," kata Menkes Budi Gunadi.
Terkait dengan kasus COVID-19 dengan varian Omicron di Indonesia, Menkes mengatakan bahwa meski jumlah terkonfirmasi positif akan bertambah tapi tingkat kematian akan lebih rendah dibanding dengan penyebaran varian Delta.
Budi Gunadi juga meminta masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan secara disiplin yaitu memakai masker, mencuci tangan dan mengurangi datang ke kerumunan.
"Dari 1.600 kasus terkonfirmasi yang dirawat karena terkena Omicron, yang membutuhkan oksigen hanya sekitar 20-an (pasien) dan yang wafat dua orang, ini masih jauh sangat rendah dibanding kasus Delta jadi apa yang perlu dilakukan? Tidak perlu panik tapi harus terus waspada dan hati-hati karena penularan sedang tinggi, tidak perlu panik karena kebutuhan dirawat di RS dan kematian rendah," kata Budi Gunadi.
Baca juga: Satgas: Vaksinasi penguat respon pemerintah hadapi Omicron
Baca juga: Dinkes: Pasien Omicron di Surabaya tinggal satu orang
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022