Kupang (ANTARA News) - Tinggi gelombang laut di sejumlah wilayah perairan NTT, terutama di Laut Arafuru Barat, Selat Rote dan Laut Timor berdasarkan observasi dan foto satelit udara mencapai lima meter dan berbahaya untuk keselamatan pelayaran di laut.Berdasarkan ketentuan pelayaran, tinggi gelombang sedemikian tidak layak diarungi.
"Kondisi cuaca seperti ini perlu diwaspadai semua pihak, terutama nagigator, nelayan dan masyarakat umum yang ingin melakukan perjalanan lewat laut," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi, Stasiun Meteorologi Klasi II El Tari Kupang, Moh Syaeful Hadi, di Kupang, Minggu.
Ia menyebut rata-rata tinggi gelombang pada wilayah perairan Laut Arafuru Barat, Selat Rote dan Laut Timor antara empat dan lima meter.
Berdasarkan ketentuan pelayaran, tinggi gelombang sedemikian tidak layak diarungi.
"Tinggi gelombang tersebut dipicu tekanan angin kencang dengan rata-rata kecepatan berkisar 28-32 knot dan tergolong di luar batas kewajaran," katanya.
Dia mengatakan selain perairan Laut Arafuru Barat, Selat Rote dan Laut Timor, wilayah perairan yang perlu diwaspadai adalah Laut Sawu berdasarkan prakiraan tim dari Stasiun Meteorologi Klasi II El Tari Kupang berkisar empat meter.
Hal ini terjadi karena kecepatan angin pada wilayah perairan itu berkisar antara 22-27 knot dan bahkan sesewaktu bisa bergerak mencapai ketinggian 30 knot sehingga berdampak pula pada ketinggian gelombang yang mencapai 3,5 hingga 4,5 meter.
Sementara itu tinggi gelombang di pantai Selatan Sumbawa dan Selat Sumba, Selat Sape dan Selat Ombai bergerak pada kisaran 2,0-3,0 meter, sedangkan untuk laut Flores tinggi gelombang diperkirakan antara 2,0-3,5 meter.
"Angin di perairan Laut Timor berpeluang berhembus dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 15 hingga 40 knot dan dari arah utara ke timur laut berhembus pada kisaran 15 hingga 30 knot," katanya.
Cuaca di wilayah NTT pada umumnya terjadi cerah berawan, suhu udaranya rata-rata 23-32 derajat Celcius dan kelembaban 48-80 persen.
Ia mengatakan setiap hari perkembangan perkiraan cuaca disebarluaskan ke masyarakat, terutama bagi nelayan dan pengusaha kapal ikan di wilayah ini agar mereka mengetahui ancaman gelombang tinggi di Samudra Hindia di perairan itu.
(ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011