Hal tersebut dilakukan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat dalam rangka program pengolahan dan pemilahan sampah rumah tangga pada 2022.
Baca juga: Pemkot Jakbar ajak perusahaan daur ulang sampah organik
"Ada 265 RW yang menjadi percontohan untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah di tingkat RW. Itu kolaborasi dengan lurah, camat, RW," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Slamet Riyadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Pada program itu, Slamet mengatakan warga di lingkungan 265 RW tersebut akan dididik untuk memilah sampah jenis organik dan non organik.
Nantinya, sampah non organik akan diarahkan untuk disalurkan ke bank sampah sehingga bisa menghasilkan uang. Sedangkan untuk sampah organik bisa diolah kembali menjadi pupuk kompos.
Menurut Slamet, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemilahan jenis sampah dan daur ulang.
Baca juga: Petugas Badan Air tangani sampah di aliran kali di Jakarta Barat
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan proses daur ulang sampah, Slamet yakin jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang bisa berkurang.
Selain itu, hasil daur ulang sampah yang dilakukan pihak RW bisa dijadikan sebagai sumber ekonomi warga setempat
Saat ini, program ini masih pada tahap sosialisasi di tingkat RW yang sudah ditunjuk. Namun, beberapa lingkungan RW sudah mulai melakukan program tersebut.
Slamet berharap program ini bisa terus berlangsung dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan.
"Harapan Pak Gubernur lanjut terus karena bertujuan merubah perilaku , merubah mindset supaya masyarakat bisa sadar pengelolaan sampah dari sumbernya," tutur dia.
Baca juga: Warga diingatkan tidak buang sampah di saluran air
Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022