• Beranda
  • Berita
  • Ketua DPR: Indonesia harus bebas "stunting" untuk cetak generasi emas

Ketua DPR: Indonesia harus bebas "stunting" untuk cetak generasi emas

27 Januari 2022 16:13 WIB
Ketua DPR: Indonesia harus bebas "stunting" untuk cetak generasi emas
Ketua DPR RI Puan Maharani. ANTARA/HO-DPR RI/am.

Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan Indonesia harus bebas dari "stunting" atau kurang gizi kronis agar bisa mencetak generasi emas pada tahun 2045.

"Stunting adalah salah satu tantangan besar dalam meningkatkan kualitas kesehatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut disampaikan Puan secara virtual saat menjadi pembicara dalam "Launching" Percepatan Pelaksanaan Program Kampung Keluarga Berkualitas (KKB) yang diselenggarakan DPP PDI Perjuangan Bidang Kelautan dan Perikanan, Kamis (27/1). Kegiatan tersebut mengambil tema "KKB Gotong Royong Bebas Stunting untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia".

Baca juga: Puan: Perjanjian ekstradisi kuatkan komitmen penegakan hukum

Puan mengatakan kesehatan menjadi kunci agar anak-anak Indonesia bisa menjadi hebat karena ketika SDM Indonesia sehat maka bisa belajar, bekerja, dan berusaha.

"Ketika SDM kita sehat, maka kita dapat mewujudkan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 untuk mewujudkan era baru kejayaan Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045 adalah generasi yang diharapkan memiliki karakter bangsa, pengetahuan, keahlian, kemampuan, dan keinginan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa.

Menurut dia, Generasi Emas 2045 diharapkan mampu memajukan Indonesia agar menjadi salah satu negara pemimpin dunia saat umur Indonesia sudah mencapai 100 tahun pada tahun 2045.

Baca juga: Puan Maharani: DPR dukung penganggaran Pemilu 2024

"Tentunya untuk mewujudkan Generasi Emas 2045 tersebut, maka perjalanan harus kita mulai bersama dari sekarang, termasuk membebaskan Indonesia dari stunting," katanya.

Ketua DPP PDIP itu mengingatkan sudah menjadi tugas bersama untuk memastikan generasi muda Indonesia menjadi SDM yang sehat. Hal tersebut, kata Puan, harus dilakukan sejak anak berada dalam kandungan, balita, sampai akhirnya mereka dewasa.

“Pembangunan kesehatan masyarakat dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dalam kandungan hingga usia balita 2 tahun. Pada usia ini, asupan gizi yang baik akan memberikan peluang untuk berkembangnya potensi diri yang optimal," ujarnya.

Sebaliknya, menurut dia, gagal gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan akan mengakibatkan gagal berkembangnya potensi diri, baik secara fisik dan tingkat kecerdasan biasanya ditandai dengan stunting/kerdil.

Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah percepat program vaksinasi COVID-19

Karena itu, dia menilai pembangunan kesehatan masyarakat harus dimulai dari pemenuhan gizi Ibu hamil dan anak sehingga pemenuhan gizi seimbang dalam keluarga mutlak dilakukan, sekaligus harus dibarengi dengan pola hidup bersih dan sehat.

"Pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum bagi setiap keluarga untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat, memastikan asupan gizi seimbang sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang saat ini sangat bermanfaat dalam menangkal terjangkit COVID-19," katanya.

Puan mengatakan keluarga berperan penting dalam persoalan pembangunan keluarga karena keluarga adalah titik awal perjalanan kesehatan seorang manusia.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022