"Pendekatan budaya dan sosial budaya harus dikedepankan agar manfaat dari pembangunan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya saat mengunjungi lokasi IKN baru di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis.
Menurut Lestari, permasalahan yang timbul berkaitan dengan adat dan budaya tersebut mudah diledakkan dengan berbagai alasan. Oleh karena itu, pemerintah harus memerhatikan aspek-aspek adat dan budaya secara baik dalam proses pengembangan IKN baru.
Baca juga: Dunia usaha harap dapat prioritas dalam pembangunan IKN
"Saya khawatir sekarang ini diam-diam. Jangan-jangan ada api dalam sekam," kata dia.
Rerie, sapaan akrabnya, mengatakan dalam proses pembangunan IKN baru ini pemerintah sudah berupaya membangun komunikasi dengan masyarakat setempat.
Namun, ia menilai sejumlah upaya membangun komunikasi yang dilakukan pemerintah belum cukup dan masih harus ditingkatkan lagi.
Berdasarkan pengamatan dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), sebagian komunitas masyarakat setempat memang mengetahui ada rencana pembangunan IKN di wilayah mereka. Sementara, ada sebagian lainnya yang tidak tahu, ujar dia.
Baca juga: Warga Banjar diminta tingkatkan SDM sambut IKN baru
Sebagian komunitas masyarakat yang tahu tentang pembangunan IKN baru tersebut, kata dia, belum memahami konsekuensi yang akan muncul, antara lain terkait masalah sosial, budaya, kepastian hukum, dan lingkungan hidup.
Di sejumlah kawasan yang dibangun menjadi IKN baru itu memang merupakan wilayah tempat tinggal dari sejumlah etnis di Kalimantan Timur.
Baca juga: Pengamat: Tujuan berkelanjutan membuat IKN jadi kota efisien
Di Kabupaten Penajam Paser Utara, misalnya terdapat komunitas-komunitas dari etnis Paser dan beberapa komunitas dari subetnis Dayak Kenyah dan Dayak Modang.
Beragamnya etnis yang bersentuhan dengan wilayah pembangunan dan pengembangan IKN baru, Rerie mendorong pemerintah agar lebih mengintensifkan pendekatan-pendekatan adat dan budaya.
"Tujuannya agar pembangunan IKN baru di Kalimantan Timur itu memberi kemaslahatan bagi seluruh anak bangsa," ujarnya.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022