Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah Suratno di Solo, Kamis mengatakan pada prinsipnya sudah ada standar operasional prosedur pada pelaksanaan PTM 100 persen.
"Manakala terjadi sesuatu langkah harus bagaimana kan ada SOP-nya. PTM 100 persen tetap jalan, namun yang ada kejadian khusus kami pertimbangkan dengan SOP ketentuan yang ada," katanya.
Baca juga: Wakil Ketua MPR minta PTM yang jadi klaster COVID-19 dievaluasi
Disinggung mengenai munculnya klaster penyebaran COVID-19 di SMA Warga Surakarta tersebut, pihaknya akan segera menggelar rapat evaluasi PTM.
Pada rapat tersebut, pihaknya akan mengundang seluruh cabang dinas dan seluruh kepala sekolah SMK, SMA, SMP, SD, SLB negeri dan swasta untuk evaluasi PTM.
"Kami sudah ambil langkah dalam rangka untuk mengamankan dan menyelamatkan kesehatan seluruh warga sekolah," katanya.
Ia juga meminta kepala sekolah gar lebih selektif dalam menyelenggarakan acara yang melibatkan guru dan sizwa untuk meminimalisasi risiko penularan COVID-19.
"Sebenarnya sekolah punya kewenangan untuk mengatur jenis kegiatan di sekolah. Kalau kegiatan olahraga, ekstra kuliner masih kami batasi nggak boleh, tapi itukan hanya kelompok kecil," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 12 guru dan siswa di salah satu sekolah di Kota Solo yakni SMA Warga terkonfirmasi positif COVID-19 usai melakukan perjalanan dari luar kota, tepatnya di Kabupaten Boyolali.
Baca juga: Khofifah minta pelacakan diperkuat usai munculnya klaster sekolah
Kepala SMA Warga Kota Surakarta Purwoto mengatakan hingga saat ini upaya penelusuran kontak atau tracing masih terus dilakukan. Terakhir, tes usap dilakukan kepada sebanyak 255 guru, tenaga pendidikan, dan siswa sekolah tersebut.
"Hasilnya masih ada yang menunggu," katanya.***3***
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022