"Kami memulai Tjufoo dengan ide besar bahwa semua usaha dapat berkembang pesat. Namun, kami melihat masih banyak usaha kecil dan menengah yang memiliki tantangan dalam menjalankan bisnis yang efektif dan efisien, mulai dari tantangan branding, optimasi digital, hingga tantangan automasi operasional bisnis," kata Co-founder & CEO Tjufoo TJ Tham saat peresmian, Kamis.
"Dengan tim yang berpengalaman dalam membangun perusahaan rintisan, kami ingin menyelaraskan elemen tersebut ke dalam digital ekosistem brand Tjufoo atau yang kami sebut sebagai brand aggregator," lanjut dia.
Baca juga: Merek lokal diminta perhatikan tren fesyen global
Sebagai brand aggregator, kata TJ Tham, Tjufoo akan membantu para pelaku UMKM dalam membangun bisnis mereka dengan mengakuisisi bisnis lewat beberapa skema investasi.
"Namun karena ini konsepnya investasi, bisnis yang dijalankan nanti akan bersama dengan pemilik bisnis," imbuh dia.
TJ Tham melanjutkan bahwa semua brand dari segala kategori dan level usaha dapat bergabung dengan Tjufoo. Namun, kata dia, pihaknya akan lebih memfokuskan diri pada brand dengan model bisnis direct to consumer, bukan reseller atau distributor.
Menurut dia, pelaku usaha dengan model bisnis tersebut memiliki banyak keuntungan di antaranya dominasi revenue sehingga dapat menentukan harga market sendiri, data konsumen yang solid, hingga kemampuan untuk bisa lebih dekat dengan konsumen.
"Namun di balik itu, ada tantangan besar bila mereka tidak punya infrastruktur yang kuat. Di sinilah peranan kami untuk mendukung dan menjawab tantangan bisnis mereka," ujar dia.
TJ Tham juga menekankan bahwa pihaknya akan memprioritaskan brand-brand lokal. Untuk memastikan brand-brand tetap lokal, Tjufoo sudah menyediakan tim beranggotakan hampir 100 orang asli Indonesia dengan pengalaman membangun lebih dari 70 brand di Indonesia. Jumlah tim tersebut ditargetkan dapat bertambah tiga kali lipat dalam waktu dekat.
Baca juga: Sandiaga ajak masyarakat belanja brand lokal
Untuk bisa bertumbuh secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan zaman, Tjufoo juga senantiasa memberikan mentoring dari individu-individu unggul perusahaan lintas sektor besar seperti Apple, Grab, Amazon, SAP, dan JP Morgan.
“Semakin banyak diskusi yang kami lakukan dengan pelaku UMKM, kami melihat mereka sangat membutuhkan dukungan tim untuk mentoring dan pendampingan. Mentoring dan pendampingan yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan panduan yang solid untuk kebutuhan usaha jangka panjang,” tutur TJ Tham.
Pada hari yang sama, Tjufoo juga menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Sarinah Pandu untuk pengembangan UMKM dan pemberdayaan perempuan. Dalam kerja sama ini, Tjufoo juga memberikan dukungan berupa pendanaan bisnis, mentoring, dan ekosistem guna pengembangan digitalisasi UMKM rujukan Sarinah.
“Tjufoo sangat terbuka untuk kolaborasi dengan berbagai pihak yang memiliki misi yang sama yaitu meningkatkan skala bisnis UMKM. Untuk itu, mari bersama-sama membangkitkan perekonomian pasca pandemi melalui digitalisasi UMKM,” tutup TJ Tham.
Baca juga: Jenama UMKM lokal Heymale pecahkan rekor MURI
Baca juga: "Brand fashion" lokal At Vezzo kolaborasi dengan TikTok
Baca juga: Diskon belanja di 14 brand lokal untuk yang sudah vaksin COVID-19
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022