Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memfasilitasi pelatihan dan pemasaran dari Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.Kemenparekraf melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan memastikan pelatihan dan pendampingan pengelolaan Sarhunta sekaligus pemasaran karena harus lebih banyak lagi yang menginap di Sarhunta
"Kemenparekraf melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan memastikan pelatihan dan pendampingan pengelolaan Sarhunta sekaligus pemasaran karena harus lebih banyak lagi yang menginap di Sarhunta," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Andira Homestay yang menjadi salah satu Sarhunta di Labuan Bajo, Kamis.
Sandiaga menyatakan Sarhunta menjadi ikon pariwisata berkeadilan yang melibatkan masyarakat kecil untuk terbantukan dari sisi penghasilan. Dia menilai kegiatan pariwisata tidak boleh hanya dinikmati oleh kalangan menengah ke atas saja tapi masyarakat kecil ikut andil dalam penciptaan akomodasi dan ikut merasakan dampak dari DPSP Labuan Bajo.
Kemenparekraf akan mendorong sebuah program yang berpihak pada Sarhunta, sehingga pihaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak lain dalam konsep Gerak Bersama (Geber), Gerak Cepat (Gercep), dan Garap Semua Potensi (Gaspol). Sandiaga pun memberikan masukan kepada pengelola Sarhunta untuk memenuhi beberapa fasilitas lain, seperti menggunakan seprei dan handuk putih, serta menyediakan internet (wifi).
Sementara itu, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menambahkan BPOLBF akan membantu melakukan pendampingan Sarhunta melalui pengembangan tata kelola, peningkatan kualitas layanan, dan pemasaran.
Sarhunta akan dielaborasi untuk menjadi venue berbagai kegiatan dengan skala kecil atau rapat pemerintahan.
Shana menekankan Sarhunta berprinsip pada efek langsung yang dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan pariwisata Labuan Bajo. Dia berharap Sarhunta tidak hanya memberikan manfaat secara ekonomi kepada pelaku usaha, tapi memberikan pengalaman yang berbeda bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Adapun Kepala Seksi Pelaksana Wilayah II Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara II Herman Rohi menyebutkan jumlah Sarhunta dalam bentuk pondok wisata (homestay) yang ada di Labuan Bajo sebanyak 261 unit. Dari jumlah tersebut, baru 16 unit yang telah dilakukan revitalisasi dan pemenuhan fasilitas interior.
Herman pun berharap Kemenparekraf melalui BPOLBF dapat membimbing dan menuntun aktivitas ekonomi masyarakat bagi Sarhunta di Labuan Bajo.
Baca juga: Wisatawan diminta waspada agen wisata ilegal saat ke Labuan Bajo
Baca juga: BPOLBF: Pembangunan kawasan "Waterfront City" Labuan Bajo sudah tuntas
Baca juga: Pariwisata Labuan Bajo ditargetkan sumbang hingga devisa Rp8 triliun
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022