Petenis Amerika Danielle Collins tampaknya akan menjadi rintangan besar bagi harapan tuan rumah Ash Barty untuk memenangi Australian Open usai mengalahkan petenis Polandia Iga Swiatek 6-4, 6-1 untuk mencapai final Grand Slam pertamanya, Kamis.Sungguh luar biasa berada di panggung ini, terutama setelah semua tantangan kesehatan. Saya merasa sangat bahagia
Setelah Barty menghancurkan petenis Amerika Madison Keys, Collins yang berada di peringkat 30 menghasilkan tampilan yang sama dominannya sehingga tidak memberi kesempatan kepada mantan juara French Open Swiatek.
Petenis nomor satu dunia Barty akan menjadi favorit penonton pada Sabtu mendatang saat dia berusaha menjadi petenis lokal pertama yang memenangi Australian Open sejak Chris O'Neil pada 1978.
Baca juga: Barty menuju final Australian Open usai tekuk Keys
Namun, Collins, produk dari sistem perguruan tinggi Amerika dan dua kali juara NCAA, menunjukkan kepada Swiatek kemampuan tenis terbaiknya.
Dia membuat start kilat di Rod Laver Arena, membuat Swiatek kewalahan dengan kekuatan dan agresinya untuk memimpin 4-0.
Unggulan ketujuh Swiatek berusaha membalas tetapi Collins yang berusia 28 tahun bertahan untuk menutup set tersebut.
Skenario itu berulang pada set kedua ketika Collins yang dominan, yang memilih untuk tidak duduk pada saat istirahat seakan ingin segera menyelesaikan pekerjaannya, sekali lagi memimpin 4-0.
Kali ini tidak ada serangan balik dari Swiatek saat Collins, yang tidak menunjukkan kegelisahan, membungkus kemenangan pada match point keduanya dalam 78 menit.
Baca juga: Collins menuju semifinal usai hentikan laju Cornet di Australian Open
"Rasanya luar biasa. Ini adalah perjalanan yang luar biasa. Ini adalah kerja keras bertahun-tahun," kata Collins, yang April lalu membutuhkan operasi darurat untuk endometriosis, dikutip dari Reuters.
"Sungguh luar biasa berada di panggung ini, terutama setelah semua tantangan kesehatan. Saya merasa sangat bahagia."
Saat mencoba mencegah Barty menjadi orang Australia pertama yang mengklaim gelar Australian Open dalam 44 tahun terakhir, Collins tampak tidak gentar.
"Kami telah mengalami beberapa pertempuran yang luar biasa selama bertahun-tahun. Bermain dengan petenis nomor satu dunia di negara asalnya akan menjadi hal yang spektakuler," kata Collins.
"Energi yang akan dibawa penonton, apakah itu untuk saya atau lawan saya, itu akan menjadi luar biasa."
Baca juga: Swiatek kalahkan Kanepi untuk atur semifinal dengan Collins
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022