Indonesia dapat mengirimkan pesan-pesan itu dalam Presidensi G20 kali ini
Akademisi kebijakan publik mengajak Indonesia dalam Presidensi G20 untuk menyerukan kepada dunia mengenai pentingnya perdagangan bebas dan globalisasi.
“Indonesia bersama dengan negara-negara anggota ASEAN, Jepang, Australia, China dan negara lain menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia. Kemitraan ekonomi komprehensif regional akan memberikan dorongan yang sangat signifikan kepada kemajuan ekonomi dan perdagangan di kawasan,” kata Dosen Praktik Kebijakan Publik dan Dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy di Universitas Nasional Singapura, Profesor Kishore Mahbubani, pada Inception Meeting B20 yang disaksikan secara daring di Jakarta, Kamis.
Dalam presidensi G20, Profesor Kishore mengatakan Indonesia perlu mengimbau para pemimpin G20 agar membujuk Amerika Serikat dan China untuk menghentikan perang dagang.
“Banyak negara, terutama negara miskin, saat ini sedang berjuang menghadapi COVID-19 di tengah turunnya ekonomi global. Penghentian perang dagang antara AS dan China dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global,” kata dia.
Profesor Kishore mengatakan Indonesia merupakan negara yang dipercaya baik oleh sejumlah negara timur maupun barat, khususnya AS dan China.
“Indonesia juga dipercaya oleh negara-negara berkembang lainnya. Di samping itu Indonesia memiliki pengalaman dalam KTT Gerakan Non-Blok, APEC, maupun forum multitaleral lain. Jadi Indonesia sekali lagi dapat menunjukkan kepemimpinannya saat ini dan saya percaya bahwa Indonesia dapat mengirimkan pesan-pesan itu dalam Presidensi G20 kali ini,” kata dia.
Dalam Presidensi G20, dia berharap Indonesia dapat menggarisbawahi pentingnya vaksinasi bagi semua orang di dunia.
“Semua orang harus menerima vaksin sehingga dapat melindungi dunia ini dan itu lah yang harus kita lakukan di pertemuan G20,” kata Profesor Kishore.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022